Southbound (2015)
There won't be any perfect anthology horror movie, that's for sure. Keberadaan banyak segmen dari banyak sutradara yang berujung keberagaman kualitas jadi faktor utama. Tengok saja trilogi V/H/S serta dwilogi ABC's of Death sebagai bukti nyata. Menampilkan total lima dongeng garapan empat sutradara, Soutbound sejatinya masih menyimpan permasalahan serupa. Hanya saja, hadirnya keterikatan tema berpengaruh antar dongeng membawa filmnya sedikit "naik kelas" dari sekedar upaya penyatuan random beberapa short.
Kelima kisah Southbound dituturkan saling berkaitan dengan tidak adanya jeda, di mana kala satu segmen berakhir, protagonis segmen tersebut bakal bersinggungan dengan protagonis segmen berikutnya, baik secara langsung berinteraksi atau bahkan terlibat dalam plot maupun tidak langsung memasuki daerah sama. Ada kisah kaburnya dua laki-laki dari kejaran makhluk misterius (The Way Out), tiga orang personel grup musik perempuan yang terpaksa bermalam di rumah pasangan misterius (Siren), seorang laki-laki yang tanpa sengaja menabrak perempuan di tengah jalan (The Accident), perjuangan laki-laki paruh baya mencari sang adik (Jailbreak), hingga sebuah keluarga korban home invasion (The Way In).
Walau caranya meneror penonton berbeda, lima bentuk dongeng di atas terjalin bersahabat oleh benang merah berupa tema mengenai dosa masa kemudian dan rasa bersalah. Kedua aspek itu senantiasa mengiringi perjalanan karakternya seraya menjaga supaya sebagai satu kesatuan film panjang, Southbound tak pernah kehilangan fokus. Ditambah faktor ketiadaan jeda antar segmen, semakin kuatlah kesan bahwa seluruh ceritanya bersifat saling melengkapi, karenanya sebagai antologi, film ini tidak terasa disjointed, berujung pada terjaganya flow penuturan alur.
Sumber teror kelimat ceritanya berbeda-beda mulai creature horror sampai home invasion, artinya potensi suguhan variatif terang dimiliki film ini. Sayangnya potensi tersebut berhenti pada tataran premis belaka, lantaran dikala memasuki ranah eksekusi, lebih banyak didominasi berakhir kurang menggigit. The Way Out menawarkan daya tarik lewat kemunculan makhluk asing yang tampilannya bagai versi modifikasi sosok grim reaper, tapi unsur ouroboros-nya urung menyuguhkan kengerian maupun drama kontemplasi bagi karakternya. Matt Bettinelli-Olpin selaku penulis naskah hanya menyelipkan unsur tersebut tanpa berusaha membangun impact untuk penonton. Permasalahan serupa dimiliki Siren. Pembangunan horor klise sekaligus predictable hingga ke twist-nya gagal meninggalkan kesan.
Barulah pada The Accident karya David Bruckner, ketegangan mulai hinggap berkat pace cepat, balutan gore efektif menghadirkan rasa ngilu, serta konsistennya kabut misteri mencuri atensi. Semakin menegangkan tatkala saya diajak bersimpati pada Lucas (Mather Zickel), alasannya yakni ia terjebak di waktu dan daerah yang salah, kemudian tetap berusaha menolong Sadie (Fabianne Therese), bukan membiarkannya tewas di jalan. Namun memasuki penutup, penonton diberi tease berkenaan ambiguitas sisi lain yang (mungkin) Lucas pendam, mengakhiri The Accident sebagai satu-satunya segmen yang berhasil menuturkan tema guilt/past sin dengan baik.
Celakanya, The Accident ibarat puncak yang tiba terlampau dini, lantaran setelahnya, Southbound mengalami penurunan kualitas. Jailbreak menyia-nyiakan potensi menjadi suguhan batshit crazy berisikan kepala pecah dan monster ganas walau dibanding segmen lain sajian kekerasannya paling kental. Satu-satunya poin plus The Way In selaku epilog yakni twist penghubung dengan segmen sebelumnya, menguatkan poin bahwa Southbound bertutur mengenai bulat setan sedangkan unsur home invasion gagal memberi ketegangan jawaban penonton tak diajak mengenali para protagonis, apalagi peduli kepada mereka.
Dijajarkan dengan The Accident yang menonjol, keempat segmen lain memang terkesan tumpul, namun tidak pula sepenuhnya membosankan berkat keberadaan pesona masing-masing, entah melalui gore atau twist-nya. Secara keseluruhan, Southbound masih mampu membawa penonton menuju dunia Twilight Zone-esque berisi keganjilan tak terjabarkan pula perjalanan mengelilingi bulat setan tanpa ujung. Konsistensi tema dalam tiap segmen menjadikannya terasa lebih terstruktur dibandingkan banyak anthology horror lain di luar sana. Satisfying, but still far from being an ultimate scarefest.
Belum ada Komentar untuk "Southbound (2015)"
Posting Komentar