American Horror Story: Roanoke (Episode 1-3)
Berbeda dibanding lima ekspresi dominan sebelumnya, ekspresi dominan keenam "American Horror Story" diselimuti misteri mengenai usungan temanya. Deretan trailer yang berkesan acak nyaris tak memberi petunjuk, kecuali kesepakatan Ryan Murphy bahwa season ini bakal kental unsur pembeda. Jika memang benar maka itu merupakan keputusan sempurna mengingat semakin ke sini "American Horror Story" semakin terasa repetitif.
CHAPTER 1
Tanpa judul, tanpa opening sequence, episode pertama mengungkap tema plus perubahan format AHS. Cerita berpusat di program docu-reality "My Roanoke Nightmare" di mana para narasumber menuturkan pengalaman horror mereka. Terdapat dramatic re-enactment, sehingga satu aksara diperankan dua aktor. Protagonisnya ialah suami istri, Shelby (Lily Rabe/Sarah Paulson) dan Matt (Andre Holland/Cuba Gooding Jr.) yang pindah ke tempat terpencil di North Carolina pasca insiden traumatik di Los Angeles. Tidak ada nuansa mewah serupa beberapa ekspresi dominan AHS. Skala pun kecil, hanya pasutri yang menerima teror di rumah gres mereka. Satu-satunya embel-embel aksara utama yaitu Lee (Adina Porter/Angela Bassett), mantan polisi sekaligus adik Matt. Jump scare dan gambar mengerikan menghiasi, tapi atmosfer ikut dimaksimalkan, menjadikannya salah satu episode AHS paling sederhana tapi efektif. Tanpa pengenalan setumpuk aksara dan sub-plot, hanya berpusat di teror satu lokasi. Format gres kolam gimmick belaka namun menyuntikkan suasana segar sekaligus menghadirkan ingin tau akan dibawa ke mana penceritaan di episode mendatang. Oh, and there are a lot of "Blair Witch" references. (4/5)
CHAPTER 2
Apa poin mengusung konsep gres kalau sanksi tetap formulaik? Begitulah episode kedua "Roanoke". Clliffhanger kala Shelby terjebak dalam human sacrifice yang dipimpin Tomasyn (Kathy Bates) selesai begitu saja dan sudah barang tentu dikala polisi tiba mereka telah menghilang. Inkonsistensi perilaku tokoh terhampar kala Shelby yang sebelumnya tetapkan kabur sekarang berniat tinggal untuk melawan kemudian memaksa pergi lagi. Di sisi lain Lee nekat membawa puterinya ke rumah walau tahu ancaman yang menanti. Sisanya ialah trik usang AHS berupa penampakan-penampakan random menyerupai dua suster psikopat atau monster babi. Bahkan Kathy Bates melaksanakan hal menyerupai dengan karakternya di "Coven" kala memasang kepala binatang ke badan manusia. Bedanya, kali ini bukan banteng melainkan babi. Repetitif, klise, seolah dibentuk hanya untuk tease bagi serangkaian misteri. (2.5/5)
CHAPTER 3
This episode perfectly shows what's the best and the worst thing about "American Horror Story". Hal terbaiknya tak lain shock value, di mana scary imagery dan twisted story mendominasi. Kita akibatnya melihat belakang layar kelam wacana koloni Roanoke yang hilang tanpa jejak dalam satu gory flashback berhiaskan kesintingan Kathy Bates. Muncul pula tokoh gres , cenayang Cricket Marlowe (Leslie Jordan) yang membantu pencarian puteri Lee. Kehadiran setumpuk disturbing moment jadi poin puncak, lantaran Jennifer Lynch sang sutradara paham cara merangkai visual mengerikan. Hal terburuk terletak pada penulisan. Matt dan Shelby ialah protagonis AHS paling mengesalkan. Egois, inkonsisten, sekaligus penuh keklisean perilaku skeptis mengenai hal-hal mistis. Sulit bersimpati dikala mereka tak berbuat apapun kecuali menyalahkan satu sama lain atau pihak lain. Angela Bassett with her solid performance is much more likeable. Dilematis. Saya tertarik mencari tahu tanggapan serangkaian misteri yang makin menarik, tapi enggan bertemu kembali dengan dua tokoh utamanya. (3/5)
Belum ada Komentar untuk "American Horror Story: Roanoke (Episode 1-3)"
Posting Komentar