Perjanjian Dengan Iblis (2019)
Posternya seolah bicara, “Perjanjian dengan Iblis ialah b-movie menghibur yang enggan tampil terlalu serius”. That’s why I’m sold. Trailer-nya menampilkan bahan dengan nuansa jauh berbeda, tapi beberapa momen menjanjikan bisa ditemui. Secara khusus, cuplikan kemunculan hantu berbentuk bayangan tampak cukup mengerikan. Mungkinkah memasuki 2019, MD Pictures bersama Pichouse Films selaku anak perusahaannya, memutuskan untuk mulai menyeimbangkan kualitas dan kuantitas (sekitar 11 judul horor siap tayang tahun ini)?
Tapi begitu film dimulai, tidak butuh waktu usang bagi saya menyadari, bahwa Perjanjian dengan Iblis ialah satu lagi menu berkualitas jongkok. Setelah sekian banyak dicekoki horor lokal buruk, saya sudah hafal polanya. Kisahnya akan diawali perkenalan dengan sebuah keluarga kecil yang dirundung permasalahan klise. Entah sang ayah lalai memberi kasih sayang jawaban disibukkan urusan pekerjaan, momongan yang tak kunjung hadir, meninggalnya salah satu anggota keluarga, ketidakharmonisan antara mereka, atau adonan beberapa elemen di atas.
Di sini, karakternya tengah berlibur ke Pulau Bengalor. Bara (Aghi Narottama) merasa liburan ini diharapkan demi merekatkan relasi sang puteri, Lara (Basmalah Gralind) dan istri barunya, Anisa (Shandy Aulia). Walau Anisa telah berjuang keras, Lara yang amat merindukan mendiang ibunya, terus membencinya meski enam bulan telah berlalu semenjak janji nikah dilangsungkan.
Bermodalkan naskah buatan Husein M. Atmodjo (Midnight Show, 22 Menit) bersama Ardy Octaviand (Coklat Stroberi, 3 Dara, Stip & Pensil) yang juga menduduki dingklik sutradara, elemen dramanya—sesuai dugaan—tampil tak meyakinkan sekaligus membosankan, diisi presentasi konflik dangkal plus baris obrolan miskin kreativitas. Beginilah rutinitas horor jelek negeri ini (khususnya produksi MD/Pichouse). Kita akan dibentuk bosan selama kurang lebih setengah jam, menanti teror dimulai, namun begitu teror tersebut datang, eksekusinya gagal memberi penebusan setimpal.
Drama keluarga melelahkan ini turut dibarengi akting kaku bagai kayu dari Aghi Narottama yang selama ini lebih kita kenal sebagai komposer (Pengabdi Setan, Sweet 20, Kafir: Bersekutu dengan Setan), juga Shandy Aulia yang sebatas mengulangi penampilan-penampilan di film sebelumnya. Semua tampil dalam suasana serius, bukan keburukan yang disengaja selaku bentuk senang-senang. Sehingga ketika satu demi satu momen “lucu” terjadi, saya yakin itu ialah hasil filmmaking jelek alih-alih perjuangan merangkai b-movie.
Terornya dimulai ketika sekelompok setan mengganggu malam hari Anisa dan lara. Bara, yang tak mengalaminya, bersikap skeptis, bahkan meninggalkan mereka ke Jakarta alasannya ialah urusan pekerjaan mendadak. Keduanya dijaga oleh perempuan pengurus villa berjulukan Rengganis, yang diperankan Artika Sari Devi, yang dengan kharismanya, jadi satu-satunya penampil yang menarik disaksikan.
Deretan jump scare-nya tidak cukup baik, namun saya mengapresiasi perjuangan yang diluangkan, di mana para hantu tidak sekadar “setor muka”. Bahkan, beberapa kali sang sutradara bisa memunculkan mereka dari lokasi tak terduga guna mengirim sedikit efek kejut. Setidaknya Ardy Octaviand masih bersedia mencari timing yang tepat, juga memperhatikan pembangunan tensi. Pun tata rias garapan Chaery Eka Wirawan (Petak Umpet Minako, Night Bus) terperinci lebih unggul dibanding jajaran “hantu muka bubur basi” di luar sana. Hanya saja, seluruh perjuangan di atas belum berhasil menghasilkan produk yang layak disebut “baik”.
Saya tidak terkejut begitu mencapai babak akhir, sewaktu naskahnya coba merangkum konklusi aneka macam poin plot, Perjanjian dengan Iblis terserang penyakit kronis horor medioker dalam negeri. Keburukannya tak tertahankan jawaban dipaksa hadirnya suatu twist tanpa pondasi memadahi ditambah upaya menyatukan aneka macam diam-diam dan misteri Pulau Bengalor yang berujung berantakan. Hanya menyelipkan klarifikasi sekilas yang urung tersusun rapi, para penulisnya seolah tak lagi peduli. Kaprikornus mengapa kita harus peduli?
Belum ada Komentar untuk "Perjanjian Dengan Iblis (2019)"
Posting Komentar