Anchorman 2: The Legend Continues (2013)

Saat pertama kali menonton Anchorman: The Legend of Ron Burgundy saya sama sekali tidak mengerti kenapa film karya Adam McKay tersebut hingga dipuja-puja banyak orang bahkan hingga mendapatkan status cult. Namun beberapa bulan berlalu dan tanpa sadar saya sudah menonton film tersebut beberapa kali meski hanya untuk menonton beberapa adegan di dalamnya. Saya pun risikonya menyadari bahwa segala kegilaan dan keabsurdan dalam komedinya memang begitu ringan dan menyenangkan hingga tidak pernah membosankan ditonton berulang kali. Meski pada pengalaman pertama terasa biasa saja, tapi memang film tersebut tidak pernah terasa membosankan dan semakin lucu setiap kali saya menonton ulang. Karena itulah saya kembali menantikan film keduanya yang rilis sembilan tahun sehabis film pertamanya ini. Dengan tajuk The Legend Continues, sekuel ini masih punya nama-nama besar yang berjasa atas keberhasilan film pertamanya, mulai dari sutradara Adam McKay serta kuartet pemeran utamanya yang terdiri dari Will Ferrel, Paul Rudd, Steve Carell  hingga David Koechner dan masih ditambah Christina Applegate. Tidak ketinggalan rangkaian nama besar lainnya bergabung melanjutkan tradisi film pertamanya yang mempunyai jumlah cameo berjubel. Makara akan segila apakah Anchorman 2: The Legend Continues?

Ceritanya dimulai beberapa tahun sehabis film pertama dimana kali ini Ron Burgundy (Will Ferrell) sudah menikah dengan Veronica Corningstone (Christina Applegate) dan mempunyai seorang putera berusia 5 tahun. Tidak hanya itu, mereka berdua juga berduet sebagai anchor di sebuah stasiun televisi besar di New York. Bekerja di New York memang sudah menjadi harapan setiap pembaca berita, dan kehidupan Ron Burgundy nampaknya sudah tepat ketika ini. Tapi itu semua tidak bertahan lama, sehabis bos sekaligus idolanya, Mack Tannen (Harrison Ford) memecat Ron yang dianggapnya sebagai the worst anchorman. Tapi disisi lain ia justru menawari pekerjaan gres yang lebih tinggi pada Veronica. Hal itulah yang risikonya menciptakan Ron mengultimatum Veronica untuk menentukan antara pekerjaan atau dirinya. Sudah sanggup diduga Veronica menentukan pekerjaan dan Ron pun meninggalkannya. Dalam kondisi hidup berat yang hingga membuatnya berusaha untuk bunuh diri, Ron didatangi oleh Freddie (Dylan Baker) yang menawarinya sebuah pekerjaan di sebuah stasiun televisi yang berniat melaksanakan terobosan dengan menyiarkan gosip selama 24 jam penuh. Tanpa pikir panjang ia mendapatkan pekerjaan tersebut dan mengumpulkan kembali rekan-rekannya yang sudah terpisah, mulai dari Champ Kind (David Koechner) yang membuka perjuangan fast food kelelawar goreng, Brian Fantana (Paul Rudd) yang menjadi fotografer kucing, hingga Brick Tamland (Steve Carell) yang gres saja meninggal (?) Tapi perjuangan mereka menjadi anchorman nomor satu di New York tidak simpel alasannya tentangan berat berjulukan Jack Lime (James Marsden).

Tentu saja film keduanya ini masih segila film pertama. Lelucon "tak berotak" dan diluar budi masih menjadi andalan untuk memancing tawa.Kekonyolan serta ketololan tingkat tinggi yang diumbar oleh tiap-tiap karakternya masih menjadi senjata utama dengan Ron Burgundy dan Brick Tamland sebagai ujung tombak. Apa yang dilakukan oleh film kedua ini masih sama dengan film pertamanya, yakni bermain di teritori komedi ajaib yang sesungguhnya cukup beresiko alasannya jikalau salah sedikit saja dalam eksekusi, hasilnya tidak akan jauh beda dengan film-film parodi terbelakang macam sekuel Scary Movie dan kawan-kawannya. Tapi berkat sentuhan Adam McKay serta kehebatan para aktornya untuk menghantarkan lawakan penuh improvisasi gila, film ini tidak pernah terasa tolol meski menghadirkan huruf yang tolol. Sayangnya masih sama menyerupai film pertamanya, jokes yang hadir masih banyak yang miss, setidaknya dalam pengalaman menonton yang pertama ini. Sebenarnya bahan komedi dalam film keduanya ini sedikit lebih baik daripada film pertama, hanya saja film pertamanya punya keunggulan yang tidak akan sanggup disamai oleh sekuelnya ini, yaitu originalitas. Saya tidak lagi kaget melihat kekonyolan mendadak yang ada atau kebodohan diluar batas dari huruf Brick Tamland. Masih terasa menghibur, tapi daya kejutnya sudah tidak sekuat film pertamanya.
Sayangnya film ini juga masih punya kekurangan yang sama dengan film pertamanya. Dengan komedi yang abstrak dan tidak logis, sayangnya dongeng yang ditampilkan dalam porsi dramanya juga jadi terkesan dipaksakan. Tentu saja saya tidak berharap ada dongeng yang cerdas dalam komedi ajaib macam Anchroman, tapi apa yang muncul dalam film ini terlalu ngawur. Satu yang paling mengganggu yaitu pada ketika Ron mulai tersadar atas segala kesalahan yang ia perbuat selama ini khususnya dalam hal berita-berita yang ia bawakan. Tapi yang sebelumnya kita lihat yaitu momen dimana Ron memperbaiki kekerabatan dengan istri serta anaknya, jadi kenapa tiba-tiba ia sanggup tersadar akan kesalahannya dalam hal gosip yang dibawakan? Penyelesaian yang terkesan menggampangkan dan terburu-buru ini bagi saya amatlah mengganggu dan terasa sebagai sebuah pelarian, "bukankah komedinya tidak masuk akal? Makara kenapa dramanya harus masuk akal?". Tapi toh lagi-lagi kesenangan yang muncul dari komedinya masih menciptakan saya sanggup cukup memaafkan aneka macam lubang dalam drama yang ditampilkan. Coba bayangkan di film manalagi kita sanggup menyaksikan pertarungan brutal dengan senjata-senjata berat antara pembaca berita? Hanya disini juga kita sanggup melihat seorang huruf yang diduga telah tewas tiba-tiba muncul di pemakamannya sambil membacakan eulogi untuk dirinya sendiri? 

Saya juga suka dengan film ini yang menampilkan beberapa hal yang sudah muncul di film pertamanya tanpa terasa repetitif. Ada koleksi benda-benda langsung di balik lemari milik Brian Fantana yang jikalau di film pertama menampilkan aneka macam macam cologne maka disini ada koleksi kondom aneka macam jenis, rasa dan merk. Bahkan black panther cologne beraroma mematikan di film pertamanya muncul lagi disini sebagai senjata mematikan. Kemudian tentu saja ada adegan pertempuran antar anchor sebagai klimaksny yang menampilkan begitu banyak cameo tidak terduga. Mulai dari Will Smith, Jim Carrey, Marion Cotillard,  Sacha Baron Cohen, Kirsten Dunst, Tina Fey, John C. Reilly, hingga Liam Neeson turut hadir pada adegan tersebut. Bahkan Harrison Ford kembali muncul tiba-tiba dan berubah sebagai insan serigala. Sinting memang, tapi disitulah asyiknya film ini. Anchorman 2: The Legend Continues juga masih menampilkan aneka macam kritisi ihwal program gosip di televisi yang makin usang makin melupakan kebenaran dan hanya mengejar rating untuk menghibur penonton. Kritikan dan referensinya mungkin tidak sedalam film pertama tapi masih cukup untuk menciptakan film ini lebih berisi. Overall, sekuel ini masih sama secara kualitas dengan film pertamanya. Cukup banyak miss dan tidak terasa Istimewa dalam pengalaman menonton yang pertama. Tapi bukan mustahil seiring berjalannya waktu saya akan lebih menyukai film kedua ini sebagaimana film pertamanya.

Belum ada Komentar untuk "Anchorman 2: The Legend Continues (2013)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel