This Is Martin Bonner (2013)

Kaprikornus siapa Martin Bonner yang menjadi sosok sentral dalam film garapan Chad Hartigan ini? Martin Bonner (Paul Eenhoorn) yaitu laki-laki bau tanah yang gres saja menentukan pindah ke Nevada dari East Coast meninggalkan kedua anaknya sehabis hidup selama lebih dari dua puluh tahun disana. Di rumah barunya, Martin juga harus merajut hidup yang baru. Setelah sebelumnya dipecat dari pekerjaannya sebagai manajer di sebuah gereja akhir bercerai dengan sang istri, sekarang Martin bekerja sebagai koordinator para volunteer pada sbeuah organisasi non-profit yang bertujuan membantu para tahanan untuk menjalani hidup gres sehabis menuntaskan masa hukumannya di penjara. Berinteraksi dengan para tahanan terang bukan hal yang gampang bagi Martin, tapi ia harus berusaha membangun kembali kehidupannya sehabis menganggur selama dua tahun dan mengalami kebangkrutan. Suatu hari ia harus membantu Travis Holloway (Richmond Arquette) yang gres saja bebas sehabis 12 tahun mendekam dalam penjara. Dari situlah keduanya mulai menjalin pertemanan dimana Martin berusaha membantu Travis membangun hidupnya lagi termasuk memperbaiki hubungannya dengan sang puteri.

Judulnya memang seolah menawarkan citra bahwa ini yaitu film yang mengisahkan wacana Martin Bonner seorang, tapi bergotong-royong This is Martin Bonner lebih dari sekedar dongeng wacana sang laki-laki bau tanah yang mencoba memulai kehidupan barunya. Tapi ya, salah satu hal utama yang dibahas yaitu wacana memulai hidup baru, tepatnya wacana bagaimana Martin Bonner dan Travis Holloway mencoba memulai kembali kehidupan mereka di daerah gres secara lebih baik sehabis sebelumnya mereka sama-sama mencicipi "kehancuran" dalam hidup mereka. Kesamaan nasib dan cita-cita tersebut pada kesannya menyatukan mereka berdua dan membuat persahabatan yang unik diantara keduanya. Travis yang keluar dari penjara tanpa bekal apapun nyatanya memang cukup kesulitan ketika harus memulai hidup barunya, khususnya dalam menjalin kembali korelasi baik dengan sang puteri tunggal. Disisi lain korelasi Martin dengan kedua anaknya tidaklah berjalan mulus. Dia memang bersahabat dengan sang puteri tapi sang putera tidak pernah menghubungi ataupun menjawab telepon darinya.

Disaat dua laki-laki kesepian ini mulai secara tidak eksklusif menyadari adanya kesamaan dalam diri masing-masing, ikatan pun mulai terjalin diantara mereka. This is Martin Bonner sekilas memang mempunya kedalaman dongeng yang menarik tapi sesungguhnya segala konflik yang dihadirkan begitu sederhana dan sangat realistis serta jauh dari kesan dramatisasi yang berlebihan. Bahkan klimaksnya sendiri begitu sederhana tanpa letupan emosi yang terlalu tinggi namun tetap terasa mengena dan begitu hangat ketika memasuki konklusi. Hanya dengan menampilkan sebuah konflik ringan namun mendalam yang menunjukkan perbincangan antara ayah dan anak sekaligus memasukkan unsur pertemanan yang menyentuh, titik puncak sederhana tersebut berhasil tersaji dengan begitu baik.
Kemudian kalau berbicara wacana kesederhanaan, film ini juga menunjukkan bagaimana memperbaiki hidup kita bahkan orang lain dapat terjadi lewat cara yang begitu sederhana. Tanpa bermaksud mengesampingkan tugas agama ataupun tingkat ketaatan seseorang pada Tuhan, dua huruf utama film ini ditampilkan sebagai sosok yang percaya adanya Tuhan dan cukup taat beribadah di Gereja tapi bukanlah sosok yang mengabdikan diri mereka di jalan Tuhan. Martin memang pernah bekerja di Gereja tapi ia tidak mengabdikan hidupnya untuk itu, bahkan krisis kepercayaan pun pernah ia alami sebelum kesannya dipecat alasannya bercerai. Sedangkan Travis cukup nyaman beribadah namun tidak terlalu nyaman (meski tidak menolak) untuk membuatkan dongeng dengan mereka yang disebutnya sebagai "very Christian". Dari sini aku merasa bahwa tidak perlu hingga bicara "tinggi" dengan mengabdikan hidup sepenuhnya di jalan Tuhan sekalipun semua insan tetap dapat memperbaiki diri mereka dan orang lain lewat jalan yang begitu simpel.

This is Martin Bonner penuh dengan kesederhanaan baik dari segala dongeng dan konfliknya bahkan hingga akting para pemainnya. Tapi dari kesederhanaan tersebut nyatanya tetap terasa kedalaman yang begitu bermakna dan menggambarkan kekuatan sebuah dongeng yang kental unsur realisme. Bicara soal aktingnya, kita juga akan melihat studi huruf yang begitu realistis dan bersahabat dengan kenyataan sehari-hari. Baik Paul Eenhoorn maupun Richmodn Arquette tidak pernah sekalipun memasang verbal dramatis maupun gestur-gestur berlebih dimana emosi mereka memang tidak pernah hingga begitu meletup, tapi dari tatapan mata mereka saja aku sudah mampu mencicipi segala kegetiran, kekalutan hingga kebahagiaan penuh makna yang dirasakan oleh Martin Bonner dan Travis Holloway.

Belum ada Komentar untuk "This Is Martin Bonner (2013)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel