Mr. Peabody & Sherman (2014)

"Every boy should have a dog." Ungkapan tersebut tentunya sudah sering kita dengar yang merujuk pada bagaimana setiap anak pria "harus" memelihara seekor anjing guna melatih rasa tanggung jawab, kepemilikan serta pendewasaan diri mereka. Tapi bagaimana bila istilah itu dibalik? Bagaimana bila justru seekor anjinglah yang "memiliki" anak laki-laki? Hal itu mungkin saja terjadi bila sang anjing yakni makhluk paling cerdas di seluruh dunia serta merupakan pemenang hadiah nobel. Kurang lebih begitulah konsep unik yang diusung oleh Mr. Peabody & Sherman, sebuah animasi yang disesuaikan dari Peabody's Improbable History yang merupakan salah satu segmen dari serial animasi berjudul The Rocky and Bullwinkle Show yang ditayangkan pada kala 50-an hingga 60-an. Salah satu daya tarik dari animasi buatan Dreamworks ini tentunya perpaduan antara premise dan sosok yang menjadi sutradara. Premise perihal perjalanan menembus banyak waktu di masa kemudian sudah terasa menarik, apalagi ketika mengetahui bahwa sosok yang duduk di dingklik sutradara yakni Rob Minkoff. Sepanjang karirnya, Minkoff mungkin paling dikenal sebagai salah satu sutradara The Lion King (berduet dengan Roger Allers) tapi selain itu Minkoff juga banyak menyutradarai jenis film mulai dari The Forbidden Kingdom (kung-fu yang dibintangi Jackie Chan dan Jet Li), Stuart Little, The Haunted Mansion, bahkan komedi-kriminal Flypaper.

Seperti yang sudah aku singgung diatas, abjad utamanya yakni Mr. Peabody, seekor anjing yang di masa kecilnya dianggap berbeda alasannya yakni kejeniusannya yang melebihi anjing biasa bahkan manusia. Karena itulah Peabody menentukan memanfaatkan kejeniusannya untuk mendalami banyak khususnya science dan menjadikannya sebagai sosok paling cerdas di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Mr. Peabody juga mengadopsi seorang anak pria yang ia beri nama Sherman. Untuk mendidik Sherman, Mr. Peabody sering membawa anaknya itu kembali ke masa kemudian untuk mempelajari banyak kejadian sejarah memakai mesin waktu berjulukan WABAC yang ia ciptakan. Dengan mesin itulah Sherman bisa berguru dan bertemu dengan banyak sosok penting di masa kemudian mulai dari George Washington hingga Leonardo da Vinci. Hingga pada suatu hari tibalah waktunya bagi Sherman untuk bersekolah. Tentu saja dengan semua bekal yang diberikan Mr. Peabody, Sherman kepintaran Sherman eksklusif menonjol di kelas. Hal itulah yang membuat seorang anak wanita berjulukan Penny merasa iri padanya. Hal inilah yang menjadi awal dari hubungan antara Sherman dan Penny yang awalnya saling membenci satu sama lain tapi kesudahannya terpaksa harus bekerja sama ketika keduanya nekat memakai WABAC untuk kembali ke masa kemudian dan terlibat banyak masalah.
Menonton animasi Dreamworks, yang terbayang pastinya film yang menghadirkan banyak sekali macam petualangan seru dengan tempo berjalan cepat, sentuhan komedi-komedi yang diperuntukkan bagi anak-anak, dan pada kesudahannya membuat sebuah hiburan yang cukup menyenangkan tapi tanpa dongeng yang penuh sehingga gampang dilupakan. Mr. Peabody & Sherman pun tidak jauh berbeda hanya saja ini bukanlah produk medioker dari Dreamworks. Humornya memang tidak pernah terasa benar-benar lucu dan sekali lagi kebanyakan ditujukan bagi penonton anak-anak, tapi film ini juga menyajikan beberapa pun serta wordplay yang cukup menarik di dalam dialognya. Mungkin tidak hingga membuat tertawa tapi paling tidak bisa memunculkan senyum dan jokes tersebut begitu pas dengan sosok Mr. Peabody yang seorang jenius. Tapi tentu saja daya tarik utama film ini terletak pada petualangan yang terjadi di masa lalu. Saya sangat terhibur melihat begitu banyak setting lengkap dengan konflik sejarah dan karakter-karakter di dalamnya. Kita akan melihat Mesir dan King Tut, para pasukan Troya, revolusi Prancis, dan masih banyak lagi. Mungkin pengemasan konflik dalam setiap setting-nya terasa repetitif dan tidak begitu kreatif, tapi masih menghadirkan hiburan menyenangkan yang membuat aku tetap betah dan berharap semuanya tidak cepat berakhir.
Mr. Peabody & Sherman memang unik alasannya yakni cukup membuat aku ketagihan dengan petualangannya meski semua punya formula yang sama. Tapi bukankah anda sering ketagihan melihat beberapa tayangan di televisi semisal tontonan komedi yang sesungguhnya punya formula sama di tiap episode tapi anda selalu merasa terhibur dan ketagihan? Begitulah yang aku rasakan ketika menonton film ini. Pujian juga patut disematkan pada Danny Elfman yang menggarap scoring film ini. Musik garapannya yang setia menemani petualangan Mr. Peabody, Sherman dan Penny hampir selalu berhasil memperlihatkan dramatisasi dalam porsi yang pas. Sebagai pola adegan ketika Sherman dan Penny terbang dengan pesawat milik da Vinci. Adegan tersebut terperinci sebuah momen uplifting yang amat sangat klise dan biasnanya membosankan bagi saya. Tapi berkat musik yang bagus, momen tersebut bisa terasa begitu manis. Petualangan yang repetitif ini ternyata bisa begitu menarik dan anehnya disaat film ini coba melangkah lebih jauh dalam alurnya untuk meninggalkan banyak sekali petualangan tersebut daya tariknya justru berkurang. Disaat filmnya memasuki titik puncak sentuhan hiburannya malah perlahan memudar. Apalagi disaat aku diperlihatkan sebuah konklusi yang amat dipaksakan dan terlihat kehabisan inspirasi ketika Peabody berhasil lolos dari jerat hukum.

Film ini coba tampil menyentuh dengan eksplorasi hubungan ayah-anak antara Mr. Peabody dan Sherman, bagaimana keduanya rela untuk saling berkorban, bagaimana Sherman kesudahannya rela disebut sebagai anjing, dan bagaimana seekor anjing justru bisa menjadi ayah yang jauh lebih baik daripada kebanyakan ayah manusia. Semuanya ditampilkan dalam taraf yang sebetulnya tidak terlalu maksimal. Tidak ada momen yang terasa menyentuh disini, tapi setidaknya hal-hal diatas berhasil membuat film ini tidak terasa kosong dan hampa diluar segala petualangan serunya.Pada kesudahannya Mr. Peabody & Sherman jelas bukan karya terbaik Dreamworks tapi juga bukan sajian yang jelek dan medioker. Film ini juga tidak akan menjadi animasi terbaik di tahun 2014 ini. Ceritanya berpotensi menjadi cerdas hanya saja semua itu harus menyerah untuk memperlihatkan hiburan yang ringan pada anak-anak. Sedikit menyia-nyiakan potensi tapi untunglah Mr. Peabody & Sherman masih berakhir sebagai hiburan penuh petualangan yang menyenangkan.

Belum ada Komentar untuk "Mr. Peabody & Sherman (2014)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel