The September Issue (2009)
Dalam dunia fashion, bulan September ibaratnya Januari sebagai tahun baru. Bulan itu yaitu fresh start, momen dimana style gres ditentukan ketika musim mulai berganti. Sebagai sebuah kitab bagi fashion trend, banyak sekali majalah fashion bakal berlomba menyajikan edisi terbesar dan terbaik mereka ketika bulan September, tidak terkecuali Vogue. Film garapan R.J. Cutler ini menyoroti bagaimana pembuatan September Issue milik Vogue tahun 2007 lalu. Tentu saja membicarakan salah satu majalah fashion terbesar ini tidak akan jauh-jauh dari membicarakan sosok Anna Wintour, sang editor yang juga dianggap sebagai salah satu figur paling penting dalam perkembangan dunia mode. Sebagai figur penting, tidak mengherankan kalau Anna yaitu sosok yang perfeksionis, keras dan jauh dari kata ramah khususnya kalau sedang berurusan dengan hal yang berkaitan dengan bagaimana Vogue dikemas. Jika anda pernah menonton The Devil Wears Prada, abjad Miranda yang diperankan Meryl Streep dibentuk menurut sosok Anna.
Tentu saja kesan "bos mengerikan" itu bakal berlipat ganda ketika Vogue tengah menyiapkan edisi September, yang pada tahun 2007 direncanakan bakal menjadi edisi terbesar yang pernah dibentuk Vogue. The September Issue bakal menunjukkan bagaimana "gilanya" kondisi Vogue ketika setiap karyawan dibentuk pusing mempersiapkan edisi bulan September, khususnya sebab begitu sadisnya Anna dalam melaksanakan seleksi dalam tiap karya yang ada. Dia tidak segan untuk terang-terangan menolak bahkan mencela sebuah karya walaupun itu merupakan suatu karya yang menjadi favorit anak buahnya sekalipun. Tapi sekesal apapun mereka, yaitu hal yang tidak mungkin untuk melawan kewenangan Anna. Kebanyakan dari mereka hanya akan diam, tapi tidak begitu dengan Grace Coddington, mantan model yang sekarang menjabat sebagai creative director. Dia tidak segan mempertanyakan keputusan Anna. Hubungan unik keduanya pun bakal jadi salah satu sorotan utama film ini. Unik dan menarik, sebab sekilas keduanya mirip saling membenci, tapi disaat bersamaan ada respek besar ketika mereka sama-sama mengakui kehebatan satu sama lain.
Walaupun berjudul The September Issue, film ini sebetulnya tidak akan berhasil menciptakan para penonton awam yang tidak tahu menahu ihwal dunia fashion memahami alasan kenapa edisi bulan September yaitu sesuatu yang amat besar, penting, dan krusial. Ada sekilas klarifikasi ihwal itu, tapi tidak terlalu banyak, kurang lebih mirip apa yang saya paparkan di atas. Tapi walaupun begitu, observasi yang dilakukan R.J. Cutler terhadap segala "kekacauan" dan rumitnya persiapan Vogue USA terperinci menyenangkan ditonton. Memang selalu menarik menyaksikan sebuah kekacauan yang hadir ketika banyak orang memeras otak untuk menghasilkan sebuah ilham kreatif. Karena pada karenanya yang tersaji dari kekacauan itu bukan sebuah kehancuran negatif, melainkan letupan-letupan kreatifitas outstanding (mungkin) tidak akan tersaji ketika seseorang tidak berada dalam tekanan luar biasa mirip yang dialami Grace misalnya. Kesadisan Anna Wintour memaksa Grace berpikir melewati banyak batasan, dan hasil pikiran itulah yang menghasilkan masterpiece. Kesenangan hadir melihat seorang seniman berada dalam tekanan yang produktif mirip itu.
Dari observasi mirip itu, saya yang notabene bukan penggila mode dibentuk jauh lebih mengapresiasi sisi seni dari pengemasan busana. Pada awal film, Anna Wintour sempat menuturkan ketidak setujuannya akan contoh pikir banyak orang yang menganggap bahwa para fashionista yaitu sekumpulan orang tak berotak yang hanya mementingkan penampilan belaka. Ada masa dimana saya termasuk salah satu dari orang yang berpikir demikian. Well, memang pada kenyataannya cukup banyak fashionista yang punya contoh pikir dangkal, tapi bukan berarti semua mirip itu. The September Issue meski tidak berfokus pada hal itu cukup dapat meng-cover sisi tersebut. Penonton diajak melihat bagaimana orang-orang mirip Anna maupun Grace yang tidak berlebihan kalau disebut mengabdikan hidup mereka pada fashion yaitu sosok orang penuh kecerdasan, kreatifitas dan kehebatan berpikir.
Lalu kalau kita lucuti semua aspek ihwal fashion, dokumenter ini masih tetap jadi sajian menarik ihwal kekerabatan dua orang dalam melaksanakan proses kreatif. Tentu saja dua orang yang saya maksud yaitu Anna dan Grace. Terjadi kontradiksi diantara keduanya, tapi sebuah kontradiksi idealisme yang sehat untuk mencapai kesempurnaan suatu karya. Menarik ketika keduanya masih menyimpan kekaguman satu sama lain, tapi disaat bersamaan tidak bersedia mengalah. Bukan semata-mata ego, sebab mereka membawa tujuan yang sama, yaitu menunjukkan sajian terbaik bagi Vogue. This kind of love/hate relationship with great respect from each other always interesting to watch. Bagi mereka yang sudah mengetahui sedikit banyak ihwal Anna Wintour, film ini pun menunjukkan sedikit sudut pandang tentangnya, menunjukkan bahwa semoga bagaimanapun sang "ratu es" tetaplah insan biasa yang menyimpan emosi manusiawi. The September Issue mungkin tidak mengeksplorasi secara dalam ihwal kultur kenapa edisi September begitu penting, tapi terperinci eksplorasi menarik ihwal bagaimana proses pembuatannya.
Belum ada Komentar untuk "The September Issue (2009)"
Posting Komentar