Prevenge (2016)

Melanjutkan pencapaian kala sukses menulis komedi hitam brutal dalam Sightseers, Alice Lowe kembali menghasilkan karya serupa melalui Prevenge, yang juga menjadi debut penyutradaraannya. Prevenge diformulasikan sesuai kebanyakan slasher di mana rangkaian pembantaian jadi sorotan. Tapi alih-alih menempatkan sesosok mesin pembunuh tanpa kepribadian, Lowe mengajak penonton memasuki isi pikiran sang pelaku, membeberkan mengapa tindakan gila tersebut sanggup terealisasi. Tentunya selera humor abstrak nan gelap milik Lowe masih tersebar di tiap penjuru.

Sejak pembuka yang menampilkan ceceran darah di tebing dan Ruth (Alice Lowe) yang sedang hamil bau tanah duduk seorang diri sembari memandang kosong, kita tahu bakal menyaksikan insiden berdarah, namun mungkin takkan menduga terjadi begitu cepat. Belum hingga 10 menit durasi bergulir, Ruth  nampak ibarat perempuan hamil biasa  mengunjungi pet shop, kemudian menyayat leher pemilik toko. Pesannya jelas: she means business, so is the movie. Sadisme mendadak itu pun mencuatkan pertanyaan soal motif tindakan Ruth. Satu per satu korban berjatuhan sembari perlahan terungkap bencana yang jadi penyulut dendamnya. 
Sebagaimana ibu hamil umumnya, Ruth rutin bicara dengan si jabang bayi, bedanya, pembicaraan itu terjadi dua arah, sewaktu janin di kandungan Ruth sanggup berbicara dan (in a dark comical manner) gemar melontarkan kata-kata kasar, bahkan mendorong Ruth melaksanakan pembunuhan. Absurditas tersebut di samping berkhasiat sebagai sentuhan humor, pun menampilkan kecerdikan Lowe mengaitkan dongeng mengenai dendam akhir bencana dengan perasaan negatif yang menghipnotis kehamilan. Dapat berbicaranya kandungan Ruth mewakili perasaan negatif tersebut, itu sebabnya si janin tak berpengaruh kala Ruth memutar rekaman berisi sugesti meditatif penuh kedamaian. Prevenge pun tidak ketinggalan sedikit menyinggung ketakutan akan kehamilan.

Sejatinya paparan perihal terganggunya kondisi psikis Ruth sekaligus modus operandinya ditampilkan berulang cenderung repetitif (Ruth berpura-pura menjadi orang lain, gres melancarkan aksinya), sehingga butuh sentuhan segar guna mempertahankan minat penonton. Untuk itu Lowe mengandalkan senjata utama slasher, ialah momen eksekusi. Tetapi Prevenge bukan Friday the 13th atau Hatchet. Kita tidak akan menemukan over-the-top creative kills karena Lowe menjaga kesan "membumi". Biar begitu, pemikiran deras darah dari sayatan di leher hingga alat kelamin membuatnya tetap brutal pula menghibur. Pun Lowe bisa menghantarkan shock value memadahi lewat ketepatan timing juga pilihan visual menarik termasuk momen sureal creepy yang kentara mengambil wangsit dari Crime Without Passion yang kerap Ruth tonton hingga terobsesi.
Eksekusi tindak pembunuhan Ruth walau mengasyikkan disimak sesungguhnya cukup bermasalah terkait logika. Benar bahwa hal logis tak perlu berlaku dalam sajian slasher, tapi sewaktu Lowe hendak menciptakan lebih dari sekedar slasher standar, di mana drama psikologis yang berpijak pada sebab-akibat perbuatan karakternya mendominasi, kecerdikan cukup penting diperhatikan. Bagaimana bisa Ruth tidak ketahuan? Terlebih ketika salah satu pembunuhan bertempat di kantor yang tentunya memasang CCTV. Benang merah antar korban pun gampang terhubung dengan Ruth, dan ia juga tak beraksi bermodalkan rencana cerdas guna menghindari kecurigaan kecuali hidup terasing di hotel plus (entah dengan cara apa) menghilangkan data pribadinya. I dont buy it.

Namun pasca parade sadisme memuaskan, Prevenge justru ditutup antiklimaks. Lowe berfokus merangkai konklusi dramatik melalui suatu twist personal dan resolusi korelasi Ruth dan bayinya, yang mana sah bahkan perlu dilakukan. Sayangnya ia ibarat lupa kalau slasher wajib berujung konfrontasi puncak ketika kebrutalan dan banjir darah semestinya mencapai titik tertinggi. Setelah segala hiburan berdarah ditambah penampilan meyakinkan Alice Lowe dengan aura asing nan tak mengenakkan sebagai perempuan yang terganggu batinnya di tengah murung berkepanjangan, mengecewakan mendapati Prevenge ditutup nyaris tanpa taji. 

Belum ada Komentar untuk "Prevenge (2016)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel