Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives (2010)

Pada tahun 2010 lalu, film karya sutradara Apichatpong Weerasethakul ini sukses menciptakan sejarah dengan menjadi film Thailand pertama yang memenangi Palme d'Or serta menjadi film Asia pertama semenjak tahun 1997 yang berhasil memenangkan penghargaan tertinggi pada ajang Cannes Film Festival tersebut. Dengan judul yang cukup unik, Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives yang merupakan penyesuaian lepas dari buku berjudul A Man Who Can Recall His Past Lives akan mengajak penontonnya menyambangi sosok Boonmee yang hidup dalam sebuah dunia penuh fantasi abstrak namun disisi lain terasa begitu realistis. Film ini sudah dibuka dengan adegan yang akan menciptakan penontonnya garuk-garuk kepala kebingungan. Bagaimana tidak? Kita akan disuguhi sebuah adegan yang mengatakan seekor kerbau yang berusaha berontak dari tali yang mengikat lehernya di pohon, untuk kemudian lari melintasi sawah dan karenanya hingga di dalam hutan sebelum kerbau itu termenung dan dibawa lagi oleh sang pemiliknya. Kemudian dalam sekejap pemandangan berganti dan mengatakan sesosok makhluk hitam pekat yang menatap kearah kamera dengan mata berwarna merah yang bersinar. Sebuah pemandangan yang sunyi, mencekam sekaligus terasa begitu aneh yang menjadi awal dari petualangan yang tidak kalah anehnya.

Setelah itu barulah kita dipertemukan dengan Boonmee (Thanapat Saisaymar), seorang petani sekaligus pemilik perkebunan besar yang sekarang tengah menderita sakit keras akhir gangguan ginjal. Untuk menemani Boonmee, datanglah adik iparnya, Jen (Jenjira Pongpas) serta ponakannya, Thong (Sakda Kaewbuadee). Selain mereka berdua, ada pula seorang imigran dari Laos berjulukan Jai (Samud Kugasang) yang dengan setia bekerja dan merawat Boonmee. Semua terlihat biasa saja hingga pada sebuah makan malam keabsurdan kisahnya dimulai. Saat itu Boonmee sedang makan malam bersama Jen dan Thong sebelum tiba-tiba arwah istrinya, Huay (Natthakarn Aphaiwong) muncul secara perlahan dan iktu bergabung dengan mereka. Bukannya ketakutan, Boonmee dan Jen justru memanfaatkan momen tersebut untuk mengobrol dengan Huay yang telah meninggal 19 tahun lalu. Belum sepenuhnya reda kekagetan saya melihat kemunculan Huay dan lisan mereka melihat kemunculan hantu tersebut, datanglah sesosok makhluk hitam yang diawal film sempat muncul sekilas tersebut. Ternyata makhluk itu ialah Boonsong (Jeerasak Kulhong), putera Boonmee yang sudah bertahun-tahun meninggal tanpa jejak. Malam itu terjadilah sebuah reuni keluarga paling unik, gila sekaligus terasa lucu yang pernah saya lihat dalam film.

Tapi momen aneh bin absurd dari film ini tidak berhenti hingga disitu saja, sebab di tengah kisah tiba-tiba kita akan diajak melihat sebuah kisah mengenai seorang puteri jelek rupa yang mendambakan kecantikan. Sampai karenanya puteri tersebut tiba di sebuah sungai yang dihuni oleh seekor ikan lele yang sanggup bicara dan sang puteri pun menyerahkan dirinya pada sang lele penunggu sungai untuk sanggup dibentuk menjadi berparas cantik, bagaimanapun caranya. Baru di film ini saya menjumpai adegan seorang perempuan berafiliasi seks dengan ikan lele. Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives punya banyak sekali macam cara untuk menciptakan saya bersumpah serapah sambil tertawa sebab adegan-adegannya yang punya tingkat abnormalitas tingkat tinggi. Adegan-adegan aneh tersebut mulai dari opening hingga kisah putri dan lele tersebut seolah memang tidak mempunyai kaitan dengan kisah utamanya yang menampilkan kisah hidup Paman Boonmee. Pada potongan itulah penonton sanggup dibentuk pusing bahkan mungkin menjadi malas mengikuti film ini, apalagi filmnya berjalan dengan begitu lambat. Saat saya bicara lambat maksud saya ialah benar-benar lambat dimana film ini tidak mempunyai momen dengan letupan emosi yang tinggi, suasana sunyi yang dibangun tanpa musik, hingga sering munculnya adegan yang hanya menampilkan sebuah gambar statis selama beberapa saat.
Pada pengalaman pertama menonton, film ini memang terasa berat bagi saya. Jangankan menafsirkan makna yang ada, untuk sanggup bertahan hingga filmnya selesai pun butuh usaha ekstra. Sampai saya memutuskan mengulang menonton film ini dan persepsi saya berubah cukup drastis. Kesunyian yang ditampilkan semakin usang semakin terasa mensugesti dan mempunyai keindahan tersendiri. Gambar-gambarnya sederhana, termasuk pemandangan yang ditampilkan, tapi bagaimana atmosfernya dibangun memang sangat mensugesti dan menghantui saya. Saya eksklusif sangat menyukai suasana alam yang dibalut remang-remang fajar. Terasa sunyi, masbodoh namun damai. Gambar-gambar menyerupai itulah yang acapkali muncul dalam film ini dan menciptakan saya begitu nyaman menonton meskipun filmnya bergerak dengan sangatlah lambat. Jika ada hal yang tetap saya rasa mengganggu di pengalaman menonton yang kedua itu ialah aspek emosi film ini. Pembawaan karakternya memang unik dimana mereka menanggapi segala hal seaneh apapun dengan biasa saja seolah itu ialah keseharian mereka, namun tidak adanya letupan emosi yang meninggi menciptakan filmnya sering terasa datar meski menjadikan kenyamanan yang unik nan menghipnotis

Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives ialah sebuah kisah mengenai reinkarnasi dan transformasi. Seperti yang terpampang di judulnya, film ini memang berfokus pada sosok Boonmee dan kehidupan yang ia lalui sebelum menjadi Boonmee menyerupai ketika ini. Dalam kepercayaan reinkarnasi, sebuah eksekusi alam memang ialah sesuatu yang tidak sanggup lepas dari hal itu. Bagaimana sesuatu yang kita lakukan di kehidupan sebelumnya tidak peduli baik atau jelek akan menerima jawaban yang setimpal di kehidupan berikutnya meski kita akan hidup sebagai sosok yang berbeda bahkan makhluk yang berbeda. Film ini pun bertutur mengenai sebuah harapan yang besar untuk bebas dimana hal itu terlihat dari kisah kerbau, puteri yang ingin menjadi cantik, hingga Boonmee yang bergulat dengan penyakitnya. Akhirnya film ini ditutup dengan sebuah ending yang tidak kalah abstrak dan ambigu yang mengingatkan saya mengenai perjalanan dari jiwa manusia. Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives tidak hanya penuh filosofis, namun juga sanggup menghadirkan sebuah drama yang disatu sisi terasa mengerikan namun disisi lain begitu lucu melihat bagaimana para karakternya menanggapi segala abnormalitas di sekitar mereka dengan biasa saja, seolah kemunculan hantu dan makhluk monyet raksasa ialah potongan dari kehidupan sehari-hari. Tapi bukankah gotong royong hal itu memang potongan kehidupan yang merupakan hubungan antara seisi alam ini?

Belum ada Komentar untuk "Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives (2010)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel