Kim Ki-Duk Films: Worst To Best Ranking

19 tahun berkarya, 20 film dan puluhan penghargaan berkelas internasional. Hal tersebut merupakan bukti bagaimana kehebatan seorang Kim Ki-duk sebagai seorang sutradara. Tanpa berbekal pendidikan formal mengenai perfilman dan hanya mengandalkan keinginan yang kuat, Kim bertransformasi dari seorang bocah kampung miskin yang tidak bisa membiayai sekolahnya menjadi seorang sutradara yang begitu dihormati di seluruh dunia. Semenjak pertama kali menonton filmnya di Spring, Summer, Fall, Winter...and Spring saya perlahan semakin jatuh cinta tidak hanya akan karya-karyanya tapi juga terhadap bagaimana caranya "bertarung" dalam kehidupan. Bagi saya sendiri Kim Ki-duk kini bukan hanya seorang sutradara yang karyanya saya sukai namun juga menjadi isnpirator paling besar bagi saya untuk terus berkarya. Seperti yang sudah saya singgung dalam artikel "30 Momen Terbaik Kim Ki-duk", bahwa dikala itu saya tengah menyusun list berikutnya mengenai Kim Ki-duk yang berisi ranking filmnya dari yang terburuk hingga yang paling saya sukai. Disini saya menyusun ranking dari kesembilan belas film tersebut dari yang berdasarkan saya paling jelek hingga yang terbaik.


20. ONE ON ONE (2014)
His latest and his absolute worst. Tema penyiksaan beserta sindiran politik harusnya masakan empuk sang sutradara. Tapi Kim justru melunak dalam film ini. Kebrutalan terkesan biasa saja, begitu pula penggalian sisi kelam karakter. Ambisi besar yang berujung kegagalan. (review)

19. TIME (2006)
Operasi plastik yaitu sebuah fenomena sosial yang begitu besar di Korea Selatan. Bagaimana kalau seorang Kim Ki-duk mengangkat dongeng tersebut dalam filmnya? Sayangnya Time justru menjadi film Kim yang terburuk. Alurnya terasa berputar di kawasan yang sama secara terus menerus. Opening yang disturbing hingga ending ambigunya tidak sanggup menyelamatkan kepingan utamanya yang terasa kurang menarik. (review)


18. CROCODILE (1996)
Film perdana sang sutradara. Dibuat dengan begitu banyak keterbatasan, banyak aspek teknis mulai dari noise bunyi yang mengganggu hingga editing yang masih belum rapih. Crocodile nampaknya memang layak disebut sebagai pencarian jati diri seorang Kim Ki-duk. Cho Jae-hyun bermain begitu baik namun sayang karakternya tidak simpatik menyerupai huruf lain dalam film Kim. Tapi toh ending-nya masih begitu indah. (review)


17. BREATH (2007)
Tahun 2006 dan 2007 nampaknya menjadi titik terbawah dalam kualitas film Kim Ki-duk. Setelah Time yang mengcewakan, Breath menghadirkan dongeng cinta yang jauh lebih menarik dan memiliiki salah satu adegan favorit saya diantara film-film Kim. Tapi secara keseluruhan Breath berjalan terlalu biasa. Tidak buruk, hanya saja terasa kurang ada ambisi untuk menjadi besar di dalamnya. (review)


16. REAL FICTION (2000)
Proses syuting film ini memang jauh lebih Istimewa dari filmnya sendiri. Diambil dalam waktu 3,5 jam sesudah rehearsal selama kurang lebih 3 jam, Real Fiction diambil tanpa re-take dan secara real time. Anda bisa melihat banyak kru yang menyamar menjadi figuran untuk mengamankan lokasi syuting disaat bersamaan. Ceritanya yaitu revenge standar menyerupai dominan thriller Korea, tapi aspek surrealnya menciptakan film ini jauh lebih menarik. (review)


15. AMEN (2011)
Film drama pertama Kim sesudah hampir tiga tahun berhenti menciptakan film. Hanya bermodalkan kru dua orang termasuk ia dan sang aktris, Amen dipenuhi kesederhanaan teknis. Ceritanya sendiri dirangkum tanpa adanya naskah disaat syuting berjalan. Semua yang hadir murni berasal dari verbal impulsif dari rasa yang dimiliki sang sutradara. Namun justru disitulah yang menciptakan saya menyukai film ini. Ada kejujuran rasa yang muncul dari gambarnya yang sederhana. (review)


14. WILD ANIMALS (1996)
Mudah mengikuti karya Kim yang satu ini. Alurnya berjalan secara linier tanpa metafora maupun simbol yang "berlebih". Tingkat kekerasan dan seksualnya pun tidaklah menyakitkan untuk ditonton. Aspek teknis yang ada sudah jauh lebih baik daripada film  debutnya yang rilis tidak hingga setahun sebelumnya. Cho Jae-hyun disini mengatakan sekali lagi bahwa ia yaitu pemain drama yang tepat untuk menggambarkan visi film-film awal Kim Ki-duk. (review)


13. ADDRESS UNKNOWN (2001)
Kisah perihal orang-orang yang terluka batinnya ini yaitu salah satu teladan tepat bagaimana Kim Ki-duk menggambarkan horror dalam kehidupan setiap manusia. Menghadirkan banyak adegan ajal ataupun seksual yang disturbing (anjing menjilat kemaluan?), film ini bekerjsama bisa jadi jauh lebih baik kalau mengurangi jumlah karakternya sedikit saja. (review)


12. ARIRANG (2011)
Bahkan dalam dokumenternya yang begitu jujur inipun Kim masih menyelipkan banyak sekali metafora ataupun simbolisme di dalamnya. Mungkin sebuah film yang membosankan bagi mereka yang bukan pecinta karya sang sutradara, tapi bagi saya ini yaitu sebuah dokumenter personal dari sang sutradara yang tidak hanya terasa menyentuh tapi juga mengajak penontonnya melihat lebih jauh mengenai isi hati Kim Ki-duk. (review)


11. PIETA (2012)
Mungkin bagi para penonton non-fans Kim Ki-duk ini yaitu filmnya yang paling dikenal. Tidak hanya sebab ini film Kim yang paling gres tapi juga sebab melalui film ini jugalah ia menjadi orang Korea pertama yang berhasil meraih penghargaan tertinggi di salah satu dari tiga festival film paling bergengis di dunia (Cannes, Venice, Berlin). Mungkin dongeng ibu-anak paling gila yang pernah diangkat dalam film. (review)


10. DREAM (2008)
Sedari awal film ini tidaklah sekelam dan sedpresif film-film Kim yang lain. Kedua huruf utamanya terasa lebih punya impian dan lebih cerah, bahkan filmnya menyempilkan beberapa humor. Mungkin salah satu film Kim dengan ending paling spesial. Tidak saja sebab dihadirkan dengan tragis namun indah menyerupai biasa tpai juga adegan itulah yang sempat menciptakan sang sutradara menyepi di gunung selama hampir tiga tahun untuk introspeksi diri. (review)


9. THE BOW (2005)
Lagi-lagi sebuah dongeng cinta yang abnormal dari Kim Ki-duk. Menampilkan bagaimana sebuah busur panah sanggup dimakanakan sebagai hidup ataupun cinta, The Bow berkisah tidak hanya perihal indahnya sebuah cinta nanuh juga indahnya kehidupan disaat kita sudah melesat bebeas menyerupai anak panah yang telah ditembakkan oleh busurnya. (review)


8. BAD GUY (2001)
Kolaborasi kelima sekaligus terakhir antara Kim Ki-duk dan pemain drama Cho Jae-hyun sebelum hasilnya mereka berenui kembali lewat Moebius di tahun ini. Dirilis pada masa disaat karir Cho tengah mencapai puncaknya, film ini juga mengatakan akting terbaik sang pemain drama sebagai seorang tukang pukul yang tidak pernah berbicara. Ada banyak sekali banyak momen indah termasuk ending yang ambigu menyerupai biasa. (review)


7. BIRDCAGE INN (1998)
Kim Ki-duk tidak perlu bermelodrama ria untuk mengeksploitasi kesulitan hidup yang dialami oleh huruf dalam filmnya. Kehidupan seksual tidak pernah terasa seindah ini dan seorang huruf pekerja seks dalam film tidak pernah bisa mengambil simpati sebesar yang dilakukan huruf dalam film ini. Inilah film yang mulai memperkenalkan nama Kim kepada dunia untuk pertama kalinya. (review)


6. THE COAST GUARD (2002)
Tidak perlu menghadirkan adegan baku tembak yang epic dan berskala besar untuk menggambarkan horror yang tersaji dalam peperangan. Kim Ki-duk melaksanakan hal itu. Bagaimana psikologis mereka yang terjebak dalam perang begitu terluka sanggup digambarkan dengan begitu baik disini. Awalnya hanya dua orang yang menjadi "media", namun usang kelamaan semua karakternya ikut karam dalam "kegilaan" tersebut. Ending-nya begitu mengharukan. (review)


5. SPRING, SUMMER, FALL, WINTER...AND SPRING (2003)
Perkenalan saya dengan film Kim Ki-duk. Film ini juga merupakan salah satu film tersukses Kim baik dari penghargaan yang diterima maupun dari uang yang didapatkan. Film inipun menandai perubahan gaya dari Kim yang sebelumnya identik dengan kekerasan dan amarah menjadi lebih cukup umur dan menghadirkan film yang lebih sepi nan puitis. (review)


4. MOEBIUS (2013)
Biasanya Kim Ki-duk mengeksporasi kekerabatan antara laki-laki dan perempuan atau kehidupan seorang wanita. Tapi disini ia lebih berfokus pada kekerabatan seorang ayah dengan anak laki-lakinya meski ada beberapa huruf perempuan di dalamnya. Dengan segala kesederhanaan teknis, film ini tidak sederhana dalam menghadirkan kisahnya. Ini yaitu kilmaks kegilaan dari Kim Ki-duk dimana ia sedikit meninggalkan keindahan gmbar yang juga jadi ciri khasnya hingga menciptakan film ini semakin terasa "kasar". Penuh darah, adegan brutal, tapi yang lebih penting bagaimana eksplorasi terhadap sisi gelap manusianya yang benar-benar mendalam disini. Sinting. (review)


3. SAMARITAN GIRL (2004)
Jika Spring yaitu perkenalan, maka film ini yaitu yang menciptakan saya secara resmi jatuh cinta akan karya-karya Kim Ki-duk. Sebuah dongeng tepat perihal penebusan dosa dan pemaknaan kembali akan apa itu kesucian. Karakter dan segala konflik yang ada di sekitarnya hadir dengan begitu baik, dan tentunya hadir pula sebuah ending penuh makna yang menjadi salah satu favorit saya. (review)

2. 3-IRON (2004)
Mungkin ini yaitu film yang paling bisa merepresentasikan segala karya dan ciri khas dari sang sutradara. Kim Ki-duk sendiri mengakui bahwa ini yaitu film favoritnya. Tanpa kekerasan maupun konten seksual yang gamblang, film ini mengalun sepi disaat kedua huruf utamanya hampir tidak pernah berdialog sama sekali. Tapi meski begitu cinta yang terjalin antara keduanya begitu indah. Tentunya adegan ciuman menjelang ending itu begitu indah dan menjadi momen favorit saya dari semua film Kim. Sebuah dongeng cinta spiritual yang begitu indah. (review)


1. THE ISLE (2000)
Ini ia film yang menciptakan nama Kim Ki-duk diakui untuk pertama kalinya. Semua hal yang saya harapkan dari film Kim hadir semua disini. Adegan seksual yang gamblang? Ada. Adegan kekerasan sngat menyakitkan? Film ini punya banyak. Penyiksaan terhadp hewan? (sayangnya) ada. Karakter yang tidak berbicara? Kedua huruf utamanya tidak pernah berbicara. Visual yang indah? Tentu saja ada. tone yang kelam? Ada juga. Ending yang sureal dan ambigu? Film ini punya ending terbaik dalam film-film Kim Ki-duk. Jika anda mulai mengenal film-film Kim beserta segala ciri khasnya, maka The Isle yaitu rangkuman dari semua signature yang ia miliki. (review)

Belum ada Komentar untuk "Kim Ki-Duk Films: Worst To Best Ranking"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel