The Lords Of Salem (2012)

Setelah puas menciptakan remake Halloween beserta sekuel-nya, Rob Zombie menentukan untuk kembali menciptakan film dengan dongeng original menyerupai ketika ia menulis sekaligus menyutradarai House of 1000 Corpses dan sekuelnya The Devil's Reject. Dengan judul film yang mengingatkan pada film Tobe Hooper, Salem's Lot, The Lords of Salem mengeksplorasi kisah mengenai para penyihir dan penyembah setan. Kisahnya dibuka lewat sebuah prolog yang dibacakan oleh seorang Pendeta berjulukan Jonathan Hawthorne (Andrew Prine) yang pada tahun 1696 menyadari keberadaan para pemuja setan di kota Salem. Menyadari hal tersebut sang Pendeta pun tidak berdiam diri dan tetapkan menghentikan mereka dengan cara memperabukan hidup-hidup para penyembah setan tersebut. Kemudian kisahnya berpindah ke masa kini untuk berfokus pada seorang perempuan berjulukan Heidi (Sherri Moon Zombie) yang kesehariannya bekerja sebagai penyiar radio. Suatu hari ia menerima kiriman berupa sebuah piringan hitam yang berisi lagu dari sebuah grup band berjulukan Lords of Salem. Tapi anehnya setiap kali mendengarkan lagu yang ada, Heidi eksklusif merasa ada keganjilan pada tubuhnya. Yang tidak Heidi ketahui yaitu lagu tersebut memiliki hubungan dengan perkumpulan okultisme yang berada di Salem lebih dari tiga masa yang lalu.

Ada para perempuan telanjang penyembah setan yang mencela fatwa Kristiani, ada musik yang dikutuk untuk memuja setan, ada makhluk supranatural berwujud aneh, ada gambaran-gambaran surreal yang absurd sekaligus disturbing, dan tidak lupa kemunculan kambing, The Lords of Salem bagaikan sebuah extended version dari video klip grup band black metal. Kaprikornus bisa dibilang film ini merupakan film Rob Zombie yang kisah serta penggarapannya mungkin paling mendekati angan-angan serta visinya sebagai sutradara sekaligus musisi metal. Kenapa saya menganggap ini yaitu versi panjang dari video klip black metal? Karena disamping aneka macam unsur diatas, The Lords of Salem terasa lebih unggul jikalau bicara aspek visual dibandingkan kemampuannya bertutur. Cerita boleh saja awut-awutan ataupun tidak jelas, yang penting gambar-gambar yang disajikan yummy dipandang, kurang lebih menyerupai itulah film ini. Cerita perihal seseorang yang harus terjebak dalam hal supranatural sebab "darah" yang dibawanya dari nenek moyang memang sudah biasa diceritakan dalam film horor. Untuk itulah Rob Zombie membungkus film ini dengan aneka macam visualisasi unik yang terasa creepy.

Saya sangat menyukai bagaimana Rob Zombie mengemas momen-momen surreal miliknya dimana akan banyak terlihat lokasi-lokasi abnormal serta karakter-karakter yang memiliki tampang abnormal dan mengerikan. Disini sangat terlihat bagaimana Rob Zombie tidak menahan diri lagi untuk memperlihatkan visinya dalam merangkum sebuah film horor. Dalam Halloween II  terlihat Rob berusaha memasukkan visinya tersebut meski tidak secara total, dan hal tersebut malah terasa tidak sesuai dengan identitas dari Halloween serta Michael Myers. Dalam The Lords of Salem disaat Rob Zombie diberik kebebasan untuk menuangkan segala visinya maka yang muncul yaitu sebuah film penuh dengan abstraksi dan dream sequence yang unik meski saya masih belum bisa menyampaikan bahwa ini yaitu film horor yang mengerikan. Sekali lagi saya sangat menyukai desain aksara abnormal yang dimunculkan Rob disini, mulai dari para penyembah setan yang creepy, makhluk-makhluk abnormal yang muncul dalam mimpi Heidi, sampai aneka macam macam sosok setan yang dimunculkan Rob semuanya terlihat unik. Namun lagi-lagi permasalahan film ini ada pada cara Rob Zombie merangkum ceritanya.
Untuk membawa kita masuk pada adegan-adegan yang absurd tersebut, Rob nampak tidak kreatif sebab terlalu banyak menggunakan dream sequence ataupun imajinasi karakternya. Kaprikornus disaat ada sesosok makhluk aneh, hampir bisa dipastikan itu yaitu mimpi dari Heidi. Padahal Rob bisa saja mengemas semua itu menjadi total momen sureal tanpa harus bermain-main dengan mimpi. Dengan terlalu banyaknya momen mimpi, dongeng dan ketegangan yang dibangun film ini semakin usang semakin terasa bau dan membosankan. Untungnya di kepingan titik puncak Rob Zombie membuang segala omong kosong perihal mimpi tersebut dan eksklusif memperlihatkan kita sequence sureal yang cukup gila namun terasa begitu impresif visualnya. Tanpa perlu menjelaskan bahwa ini yaitu mimpi atau kenyataan, Rob Zombie eksklusif menyuguhkan pada kita gambar demi gambar yang lagi-lagi terasa bagaikan sebuah video klip. Hal menyerupai itulah yang sudah saya tunggu sedari awal. Apakah ini yaitu visi bergotong-royong dari Rob Zombie? Saya harap begitu sebab dengan begini beliau berpotensi menjadi seorang sutradara dengan visi sureal yang unik menyerupai Alejandro Jodorovsky misalnya. Mungkin ke depannya Rob Zombie bisa sekalian saja menciptakan film horor yang sureal secara total yang dipenuhi gambar disturbing tanpa perlu berusaha tampil mengerikan, saya rasa itu akan lebih menarik.

Jika bicara perihal keseraman, The Lords of Salem mungkin tidaklah terlalu menyeramkan. Untuk menghadirkan dampak seram, Rob Zombie menggunakan dua pendekatan, yang pertama yaitu menampilkan aneka macam aksara abnormal yang disturbing dan yang kedua menggunakan dampak kejut dengan memunculkan penampakan tiba-tiba lengkap dengan dampak bunyi yang mengagetkan. Namun pada era dimana penonton sudah diperkenalkan dengan cara James Wan mengageti penonton, apa yang disajikan Rob Zombie terang jauh dari kata menakutkan ataupun mengejutkan. Saya hanya terkaget mendengar dampak suaranya namun tidak merasa ngeri dengan penampakan yang muncul. Disinilah saya merasa bahwa Rob Zombie berusaha begitu keras untuk menciptakan penontonnya ketakutan namun balasannya gagal. Hal tersebut memang diharapkan untuk memuaskan hasrat penonton horor mainstream, namun bergotong-royong Rob Zombie tidak perlu melaksanakan hal tersebut. The Lords of Salem sudah memperlihatkan bagaimana bergotong-royong visi Rob Zombie yang bagi saya bukanlah sebuah horor konvensional yang berusaha mengageti penontonnya, tapi sebuah horor ebrtabur surreal visions yang lebih cenderung menciptakan penontonnya tidak nyaman untuk melihat adegan demi adegan yang ditampilkan. Secara keseluruhan The Lords of Salem masih menjadi perwujudan yang agak tanggung dari visi Rob Zombie sebab ia masih berusaha menarik perhatian penonton mainstream yang mana hal itu gagal dilakukan.

Belum ada Komentar untuk "The Lords Of Salem (2012)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel