Strange Circus (2005)

Karya-karya Sion Sono selalu berhasil memukau saya dengan perpaduan antara studi abjad yang kelam dengan kebrutalan lewat banyak sekali adegan sadis penuh darah. Saya paling menyukai Suicide Club dan Noriko's Dinner Table yang saling bersambung dan membuat rangkaian misteri dengan kerumitan luar biasa. Berbagai kegilaan tersebut sama sekali tidak mengendur dalam Strange Circus ini bahkan semakin menggila lewat banyak sekali adegan sadis, konten seksual yang cukup gila dan rentetan sekuen mimpi abstrak yang meninggalkan kesan creepy. Ditulis oleh Sion Sono sendiri, naskahnya berkisah perihal Mitsuko, seorang gadis berusia 12 tahun yang menerima pemerkosaan dari ayahnya sehabis melihat kedua orang tuanya melaksanakan kekerabatan seks di suatu malam. Hubungan seks itu terus berlanjut bahkan sehabis sang ibu mengetahui semua yang terjadi dan bermetamorfosis sosok yang abusive terhadap Mitsuko ketika suaminya tidak ada di rumah. Sang ayah bahkan sering memasukkan Mitsuko kedalam kotak cello untuk melihat kedua orang tuanya bekerjasama seks. Hal serupa juga dilakukan pada sang ibu dimana ketika Mitsuko dan ayahnya bekerjasama seks sang ibu akan dipaksa melihat dari dalam kotak cello.

Disisi lain ada seorang novelis berjulukan Taeko yang menulis kisah perihal seorang gadis berjulukan Mitsuko yang menerima pemerkosaan dari ayahnya. Taeko yang selalu duduk di dingklik rodanya sendiri terlihat menyimpan sebuah misteri kelam yang terus beliau tutup rapat dari semua orang. Apakah kaitan tolong-menolong antara Taeko dan kisah perihal Mitsuko? Sedari awal Sion Sono sudah merangkum semua dalam Strange Circus seaneh dan segila mungkin. Sebuah opening yang ber-setting sebuah pertunjukkan sirkus yang diisi oleh para performer dan penonton dengan dandanan gila akan membawa kita pada sebuah perjalanan yang berisi kegilaan dan keganjilan tiada simpulan dari isi kepala Sion Sono. Bahkan sehabis itu kita pribadi disajikan adegan seksual yang cukup vulgar dan akibatnya dibawa melihat momen sinting ketika Mitsuko menerima pemerkosaan dari sang ayah, dan gilanya bertahap Mitsuko mulai menikmati seks tersebut dan akan beranggapan bahwa dirinya yaitu sang ibu semoga sanggup lebih menikmati dalam bekerjasama seks dengan sang ayah. Diantara kegilaan tersebut Sion Sono masih sempat menyelipkan sequence-sequence abstrak yang tetap menunjukkan kesan creepy.

Tapi dibalik semua kegilaan yang ada tolong-menolong Strange Circus mempunyai kedalaman dongeng yang mumpuni. Ini yaitu kisah perihal coming-of-age disaat karakternya berusaha memahami kehidupan seksual yang beliau alami. Pada akibatnya Mitsuko menentukan "menjadi" sosok ibunya dalam menghadapi segala kondisi yang menimpanya. Strange Circus juga coba membawa penontonnya menelusuri banyak sekali hal yang serupa tapi tak sama. Ya, dalam hidup ini kita seringkali menemukan sesuatu yang kita kira yaitu sesuatu yang berbeda tapi tolong-menolong sama, begitu juga sebaliknya kita sering mengira dua hal sebagai sesuatu yang sama meski tolong-menolong berbeda. Sion Sono dengan begitu cendekia merangkum hal tersebut dengan perspektif yang menarik. Semua itu belum ditambah dengan kisah mengenai stress berat dan penolakan akan fakta menyedihkan yang juga muncul khususnya mendekati simpulan film. Ini yaitu drama yang kelam, dan Sion Sono memanfaatkan kekelaman tersebut untuk membuat sebuah sajian horor yang mencekam ketika sisi gelap dan depresif dalam diri insan dieksplorasi habis-habisan lewat jalan yang gila.
Paruh pertamanya penuh dengan momen sureal yang cukup mengingatkan pada karya-karya David Lynch yang mengiringi eksploitasi pemerkosaan pada Mitsuko. Awalnya terasa begitu gila dan menarik, namun sayangnya momen abstrak yang mengiringi paruh pertama filmnya sempat membuat saya sedikit bosan ketika arah dari segala narasi abstrak itu semakin terasa diulang-ulang dan tidak mempunyai arah yang pasti. Untungnya ketika dongeng mulai beranjak tidak hanya mengenai Mitsuko dan pemerkosaan yang beliau alami menuju kisah Taeko sang penulis erotis dengan Yuji sang asistennya, Strange Circus mulai menemukan daya tariknya kembali. Misteri semakin menarik, kegilaan pun tetap bertahan dengan tidak harus terlalu banyak mengumbar dreamy sequence abstrak yang berulang kali muncul dalam kehidupan Mitsuko.

Sama ibarat Suicide Club maupun Noriko's Dinner Table yang juga merupakan drama psikologis berbalut horor, Strange Circus juga mempunyai unsur misteri yang amat menarik untuk ditelusuri. Momen absurdnya sendiri semakin membuat misteri yang ada terasa rumit dan mengaburkan beberapa hipotesis yang coba saya bangun. Namun pada akibatnya meski sudah dipaksa berpikir Sion Sono tetap sanggup menampar saya habis-habisan lewat sebuah twist yang tidak terduga sekaligus gila luar biasa. Saya pun tidak sanggup tidak bersumpah serapah ketika Strange Circus membuka balasan kelam nan gila dibalik semua misteri dan bencana yang menyelimuti ceritanya. Sion Sono pun dengan murah hati menunjukkan balasan lengkap perihal misteri dan kejutannya tanpa harus membuat filmnya menjadi terlalu gamblang alasannya pada akibatnya Strange Circus tetap menyisakan sedikit misteri dan membebaskan penonton mengambil interpretasi mereka masing-masing khususnya berkaitan dengan adegan epilog filmnya. Mana yang kasatmata mana yang khayalan? Semua terserah masing-masing penonton. Namun yang niscaya Strange Circus yaitu satu lagi sajian gila nan memukau dari Sion Sono.

Belum ada Komentar untuk "Strange Circus (2005)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel