Fruitvale Station (2013)

Mungkin dari para penonton film ini ada yang sudah dan ada yang belum mengetahui wacana kisah faktual yang menjadi ide dari debut penyutradaran dari Ryan Coogler ini. Pada tahun gres 2009 terjadi sebuah bencana penembakan oleh seorang polisi yang menewaskan Oscar Grant di stasiun kereta bawah tanah, Fruitvale Station. Pada insiden tersebut banyak saksi mata yang merekam dengan memakai telepon genggam mereka dan footage itupun tersebar luas hingga menuai banyak kontroversi dan kecaman. Polisi yang melaksanakan penembakan sendiri mengaku salah mengambil taser untuk melumpuhkan Grant dan justru mengambil pistol dan akibatnya menembak Grant hingga ia tewas di pagi harinya. Johannes Mehserle, polisi yang melaksanakan penembakan akibatnya dipenjara selama 11 bulan. Namun Fruitvale Station bukan hanya sekedar reka ulang dari bencana memilukan tersebut. Karena toh pastinya tidak sedikit penonton yang sudah tahu sebelum penonton bahwa film ini akan berujung pada bencana janjkematian Oscar Grant dan bukanlah spoiler untuk mengungkit selesai kisah tersebut. Ryan Coogler sendiri yang menjadi sutradara sekaligus penulis naskah mengaku ingin membawa penonton mengenali secara lebih mendalam wacana Oscar Grant, dan bukan sekedar melaksanakan reka ulang insiden tersebut.

Kisahnya mengambil setting pada hari terakhir kehidupan Oscar Grant yang diperankan oleh Michael B. Jordan (Chronicles). Oscar yang berusia 22 tahun mempunyai seorang kekasih berjulukan Sophina (Melonie Diaz) dan seorang puteri yang masih kecil, Tatiana (Ariana Neal). Hubungan antara Oscar dan Sophina sempat terguncang ketika Oscar kepergok menduakan dengan perempuan lain. Namun ketika ini Oscar tengah membangun kembali hidupnya. Dia sudah tidak lagi menjual ganja walaupun tengah mengalami kesulitan keuangan sehabis ia dipecat dari pekerjaannya alasannya yaitu sering terlambat. Hubungan Oscar dengan sang ibu, Wanda (Octavia Spencer) sendiri tengah membaik sehabis dulu keduanya sempat bermasalah disaat Oscar sering keluar masuk penjara. Singkatnya Oscar sekarang telah bertobat dan ingin memulai hidup gres yang indah bersama keluarganya. Untuk itulah ia berusaha sebaiknya ketika mempersiapkan ulang tahun sang ibu yang bertepatan dengan malam tahun baru. Kemudian kita tahu akan ibarat apa kisahnya berlanjut dimana seusai pesta ulang tahun di rumah sang ibu Oscar dan Sophina menghabiskan malam untuk berkumpul bersama teman-teman mereka, bersenang-senang menunggu malam pergantian tahun dengan menaiki kereta. Namun siapa yang tahu kalau kesenangan dan kebahagian tersebut akan menjelma bencana hanya dalam hitungan jam.

Yang rawan dari film macam Fruitvale Station dimana penonton sudah mengetahui selesai kisahnya yaitu pembangunan dongeng membosankan yang hanya akan jadi pengantar sebelum insiden utama yang terletak di penghujung cerita. Namun ibarat yang sudah ia tuturkan, Ryan Coogler memang pada akibatnya tidak menciptakan Fruitvale Station hanya menjadi sebuah reka ulang dari bencana tersebut. Fruitvale Station benar-benar membawa kita berkenalan kepada sosok Oscar Grant bahkan berhasil memancing simpati penonton pada karakternya. Sepanjang film kita diajak melihat sosok Oscar bukan sebagai seseorang yang sempurna. Dia banyak melaksanakan kesalahan yang menyulitkan orang-orang terdekatnya. Dia berselingkuh, menjual ganja, keluar masuk penjara, bahkan yang paling gres ia dipecat dari pekerjaannya. Tanpa melaksanakan dramatisasi berlebihan, Coogler sukses menampilkan Oscar Grant sebagai seseorang yang jauh dari kata tepat namun sedang sepenuh hati ingin bertobat demi keluarganya, melaksanakan yang terbaik bagi orang-orang yang ia sayangi. Oscar Grant "hanyalah" orang yang sedang berusaha membangun hidup gres yang lebih baik. Hal itu masih ditambah dengan akting memukau Michael B. Jordan yang makin menciptakan saya bersimpati pada Oscar. 
Tanpa dramatisasi berlebihan, Fruitvale Station sukses membangun jalan yang begitu mengesankan sebagai pengantar yang tidak hanya sekedar numpang lewat sebelum terjadinya tragedi. Kita diajak melihat bagaimana hari terakhir Oscar yang meski penuh dengan lika-liku tapi terasa begitu membahagiakan. Fruitvale Station benar-benar menawarkan bagaimana kehidupan yaitu sebuah anugerah yang harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Keriuhan dan kemeriahan pesta ulang tahun yang hangat penuh kasih sayang dan tahun gres yang begitu ceria dan penuh keinginan benar-benar terasa begitu mengena. Momen tersebut seolah menggambarkan wacana bagaimana sebuah kehidupan yaitu kebahagiaan yang luar biasa jikalau dijalani dengan baik. Sampai akibatnya ketika tiba pada momen bencana memilukan tersebut, semuanya terasa menegangkan dan menyesakkan berkat pembangunan alur yang maksimal itu. Bahkan saya yang sudah tahu bagaimana selesai ceritanya berhasil dibentuk tegang ketika Oscar dan teman-temannya dipojokkan oleh para polisi di stasiun tersebut, hingga ketika ia mendapatkan perawatan di rumah sakitpun saya tanpa sadar berharap pada akibatnya ia berhasil bertahan hidup. Terkadang menunggu momen menyedihkan nan tragis terasa jauh lebih mendebarkan dibandingkan menanti sesuatu yang belum pasti, alasannya yaitu disitu kita sudah tahu yang menunggu yaitu sesuatu yang jelek dan tidak bisa dirubah lagi.

Sebuah film yang berjalan hanya satu hari saja namun sudah bisa menampilkan begitu banyak hal termasuk abjad yang berhasil mengambil simpati dan dicintai. Saya bagaikan menjadi salah seorang saksi mata di dalam kereta yang hanya bisa menyaksikan bencana tersebut, berteriak dan mengutuk semua yang terjadi. Klimaksnya mampu mengaduk-aduk emosi saya bahkan hingga menciptakan saya bersumpah serapah ketika sang polisi yang terus bertindak brutal itu menembakkan senjatanya kearah Oscar. Fruitvale Station yaitu citra mengenai sebuah bencana yang tidak terduga kedatangannya. Terasa menyentuh tanpa perlu terlalu melankolis dan tanpa dramatisasi yang berlebihan, perjalanan tidak hingga satu setengah jam dalam film ini terasa begitu padat dan kaya baik itu dari segi teknis penggarapan maupun rasa yang terkandung dalam filmnya. Beristirahatlah dengan hening Oscar Juliuss Grant III.

Belum ada Komentar untuk "Fruitvale Station (2013)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel