Moonwalkers (2015)

Debut Penyutradaraan Antoine Bardou-Jacquet ini dibentuk menurut teori kospirasi mengenai kepalsuan pendaratan Apollo 11 di bulan. Perdebatan mengenainya memang tak pernah berujung, di mana salah satu teori paling terkenal menyatakan kiprah Stanley Kubrick membuat video pendaratan palsu. Bagi anda yang asing akan teori ini, banyak pihak percaya bahwa NASA meminta sang sutradara membuat video palsu tersebut seusai melihat visi Kubrick pada 2001: A Space Odyssey. Tentu merupakan pandangan gres menarik untuk menyebarkan premis suatu film menurut teori itu. Sayang, baik sutradara Antoine Bardou-Jacquet maupun Dean Craig selaku penulis naskah hanya tertarik membuat sajian trippy alih-alih mengeksplorasi kisahnya.

Seorang veteran perang Vietnam sekaligus biro CIA berjulukan Kidman (Ron Perlman) menerima kiprah dari atasannya biar menyiapkan plan b terkait misi pengiriman Apollo 11. Rencana itu dibentuk sebagai persiapan andai Apollo 11 gagal berfungsi. Kidman diutus mencari Stanley Kubrick di London untuk meminta keterlibatan sang sutradara membuat footage palsu. Tapi alasannya yaitu foto Kubrick miliknya rusak, Kidman justru ditipu oleh Jonny (Rupert Grint) yang mengaku sanggup menghubungkannya dengan Kubrick. Jonny sendiri sejatinya hanyalah manager grup musik yang gagal mengorbitkan artisnya dan malah terlilit hutang besar pada cecunguk lokal.
Berdasarkan premisnya, saya pribadi terbayang pemaparan menarik akan proses penciptaan footage tersebut. Biasanya, film berisikan proses kreatif pembuatan film sanggup terasa magical, tak peduli dipaparkan sebagai drama maupun komedi. Kenapa? Karena moviemaking adalah acara penuh "sihir" berupa penciptaan karya seni bermodalkan imaji. Namun teori konspirasi itu berujung tempelan belaka guna memberi jalan bagi Antoine Bardou-Jacquet menumpuk kegilaan demi kegilaan. Mudah second act dan titik puncak tak menyumbang apapun dalam eksplorasi cerita, melainkan sekedar parade agresi kekerasan dan momen psychedelic sebagai akhir konsumsi acid, ganja atau opium.
Bukan berarti semua itu tidak menyenangkan. Visualisasi ketika Kidman karam dalam dunia imajinasi seusai mengkonsumsi acid jelas memanjakan mata. Beberapa momen baku tembak penuh darah serta kepala pecah -tentu gunting sensor kerap mengambil alih- juga sama menghiburnya, begitu pula tingkah asing para tokoh yang lebih banyak didominasi berada di bawah imbas obat-obatan. It's pretty fun and unique, tapi Moonwalkers semestinya tidak sekedar "fun". Ini bukan cuma stoner comedy, ada dongeng bahkan abjad kuat hanya berakhir sebagai tempelan belaka, termasuk sisi traumatis Kidman yang bernasib sama menyerupai premisnya, tak lebih dari pembuka jalan guna memunculkan trippy moment berupa halusinasi. Patut disayangkan mengingat baik Perlman maupun Grint telah berakting cukup manis meski Kidman dan Jonny yaitu tipikal tokoh yang tak asing lagi bagi mereka. 

Sebagai komedi, Moonwalkers juga kurang efektif memancing tawa. Apa yang dihadirkan memang gila, tapi timing kemunculannya amat predictable. Lebih dari sekali saya menemukan formula standar tatkala salah satu abjad menyatakan perilaku "A" kemudian sekejap kemudian adegan berpindah, menawarkan tingkah berlawanan. Contohnya ketika Kidman berkata bahwa sebagai biro CIA terlatih, ganja tak kuat sedikitpun padanya. Sedetik kemudian, sanggup ditebak bagaimana adegan berikutnya. Segila apapun suatu humor, jikalau timing-nya gampang dideteksi, imbas kelucuan tidaklah maksimal. Di bawah imbas acid, Kidman terbuai oleh halusinasi, melupakan kewajiban pentingnya. Itu pula yang menimpa Moonwalkers. Terlalu berfokus menyuguhkan weird psychedelic imagery namun lalai akan premis potensialnya.


Ticket Powered by: Bookmyshow ID

Belum ada Komentar untuk "Moonwalkers (2015)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel