Swiss Army Man (2016)

Seorang laki-laki berjulukan Hank (Paul Dano) terdampar di pulau terpencil, frustasi dengan kondisinya, kemudian menentukan gantung diri. Tapi sebelum niat tersebut dijalankan, ia melihat sebuah jenazah (Daniel Radcliffe) tersapu ombak. Anehnya, jenazah yang kelak akan kita ketahui berjulukan Manny itu terus menerus mengeluarkan kentut. Semakin usang kentutnya semakin keras, menggetarkan tubuh Manny, menginspirasi Hank untuk memanfaatkan sang mayat. Jadilah Hank menaiki tubuh Manny layaknya orang mengendarai jetski, hanya saja motor penggeraknya yaitu kentut. Lalu judul film tampil mengisi layar, menutup opening sequence yang akan menciptakan penonton terbelalak, terpana, tertawa, jijik, atau memunculkan aneka macam respon lain. 

Deskripsi adegan di atas memang terdengar ibarat lawakan kolot murahan dari lisan sampaumur yang sedang asyik nongkrong santai ketimbang pemandangan konkret dalam film Hollywood. Tapi di antara dominasi sekuel blockbuster dan superhero shared universe, absurditas macam ini memang dibutuhkan demi penyegaran, tak peduli jumlah fart jokes menggunung mirip Terrance dan Phillip dalam "South Park" atau terdapat banyak cartoonish gags yang tidak memperhatikan kebijaksanaan serupa "Looney Tunes". Bersiaplah, alasannya sepanjang 97 menit durasi, "Swiss Army Man" menyimpan kejutan yang jauh lebih absurd dibanding adegan pembukanya. 
Seiring perjalanan dilalui, Hank mendapati kemampuan Manny selain kentut. Dia bisa menghasilkan air jernih dari lisan bagai kran air, penis ereksi yang bisa menunjuk arah laksana kompas, dan lain-lain. Siapa sangka sesudah kesuksesan global delapan installment "Harry Potter", salah satu performa terbaik Daniel Radcliffe yaitu sebagai jenazah pada film kecil yang melakoni premiere-nya di Sundance? Bersama Paul Dano yang aktingnya memuncak di paruh konklusi saat berhasil memunculkan iba, bersenjatakan ekspresi dan pelafalan obrolan datar serta ketiadaan gerak tubuh yang justru bentuk kesempurnaan gestur (he's a corpse afterall) Radcliffe sukses menyulap seonggok jenazah menjadi huruf likeable.

Duet sutradara Daniel Scheinert dan Daniel Kwan (dikenal sebagai "Daniels") yang menciptakan video klip "Turn Down for What" nyatanya tidak malas dengan sekedar mengandalkan kentut dan kotoran dalam mengemas komedi. Kerap menggunakan gaya quick cut dan zoom-in, pengadeganan Daniels ibarat kombinasi visual gags dinamis Edgar Wright dengan kemasan setting sureal Michel Gondry. Pengemasan tersebut hadir tatkala Hank bermain-main menggunakan tubuh Manny, hingga menciptakan dekorasi unik di tengah hutan, tak hanya menghibur mata, pula sanggup menyalurkan kebahagiaan rasa protagonis.
"Swiss Army Man" bukan semata-mata komedi. Selain selorohan menggelitik perihal membayangkan ibumu dikala masturbasi, naskah hasil penulisan duo sutradaranya memperlihatkan drama pemaknaan hidup dalam jalinan relasi absurd dua tokoh utama. Apakah Manny benar-benar hidup kembali atau sekedar imajinasi Hank kembali pada interpretasi masing-masing penonton, namun segala hal yang ia ajarkan untuk Manny adalah self talking, cerminan katarsis atas semua permasalahan hatinya. Obrolan mereka yaitu bentuk pencarian tanggapan mengenai pertanyaan yang berputar di benak Hank, bagaimana ia mesti memaknai hidup, bagaimana ia harus menyikapi cinta tak terjamahnya pada Sarah (Mary Elizabeth Winstead) yang sering Hank temui di bus tapi tak pernah berani ia sapa.

Romansanya berujung konklusi kelam mengiris hati, menyinggung cinta berujung obsesi walau sayang adegan terakhirnya bernuansa terlalu positif, mengurangi tingkat kepahitan yang telah sukses menusuk perasaan. Tapi kekurangan tersebut tidak mempengaruhi status "Swiss Army Man" sebagai salah satu film paling kreatif mengenai observasi akan perjuangan individu mencari makna tiap sendi kehidupan. Scoring indah nan cukup jenaka garapan Robert McDowell dan Andy Hull turut setia menemani perjalanan Hank menghidupkan Manny  dan dirinya sendiri. Daniels have their own zany antic vision about life and I really enjoy that

Belum ada Komentar untuk "Swiss Army Man (2016)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel