Top 20 Movies Of 2014


Bagi saya 2014 yaitu tahun yang cukup memusingkan untuk merilis daftar film terbaik. Begitu banyak film yang berkesan sepanjang tahun lalu. Saya menulis paragraf pembuka ini pun dalam kondisi belum bisa menentukan film mana yang berada di posisi pertama. 2014 yaitu tahun yang mengecewakan bagi horror, tapi mengesankan bagi slow burning thriller dan dokumenter. Yap,dokumenter yaitu genre yang tidak pernah mengecewakan saya tahun lalu. Tapi fakta paling mengesankan yaitu begitu banyaknya film Indonesia yang bagus, entah itu saya tonton lewat layar bioskop maupun lewat aneka macam ekspo film. Sebelum memasuki list, saya tekankan bahwa 20 film berikut bukan berarti yang terbaik, melainkan yang paling menawarkan saya kepuasan dikala menonton, membuat saya ingin menengok lagi tontonan tersebut, menawarkan banyak hal untuk diambil, bahkan begitu menginspirasi saya dalam berkarya dalam medium apapun. Makara berikut ini yaitu 20 film terfavorit versi saya.


20. THE RAID 2: BERANDAL
Kekerasan berlebih yang lagi-lagi dikemas dengan penuh gaya plus kali ini ditambah keindahan macam salju yang mendadak turun. Kenapa mempermasalahkan banyaknya hal diluar nalar? Bukankah kita bisa menikmati rakun yang bisa bicara? Gareth Evans kembali menetapkan standar gres yang semakin tinggi untuk film aksi. (review)

19. NOBODY'S DAUGHTER HAEWON
Contoh terbaik realisme dalam film. Hong Sang-soo tidak perlu sinematografi indah untuk membuat drama yang kuat. Kamera statis yang dipasang menangkap cerminan hidup yang tertuang dalam obrolan santai dengan sempurna. (review)

18. ENEMY
Kompleksitas dan selipan surealisme yang dibentuk Denis Villenueve memang membingungkan, tapi itulah yang membuat saya dengan antusias menonton ulang film ini lagi dan lagi. Usaha merangkai puzzle dan kepuasan yang hadir dikala berhasil sungguh membuat ketagihan. (review)

17. BEGIN AGAIN
John Carney menandakan bahwa musik sanggup menyelamatkan hidup seseorang. Romantika yang begitu besar lengan berkuasa banyak terpancar dari momen pengungkapan perasaan yang tak pernah dituturkan secara verbal. Bukankah cinta tidak selalu harus diungkapan dengan kalimat I love you? (review)

16. EDGE OF TOMORROW
Inilah yang terjadi dikala ekspektasi rendah dibalas dengan sajian yang melebihi harapan. Kesempurnaan blockbuster dikala adegan agresi yang seru, komedi dengan timing sempurna, serta drama romantika menyentuh berhasil digabung menjadi satu kesatuan utuh. (review)

15. IVORY TOWER
Ada kekagetan besar dikala melihat kualitas pendidikan Amerika Serikat yang begitu carut marut disini. Muncul juga kegelisahan serta ketakutan alasannya yaitu mengetahui banyak perguruan tinggi tinggi di Indonesia berlomba untuk menjadi menyerupai Harvard. Tidak seharusnya kapitalisme berkuasa dalm pendidikan. (review)

14. INTERSTELLAR
Tidak semua ambisi besar dalam film berujung kegagalan. Tidak bagi Nolan yang menjawab seruan banyak orang akan sebuah science-fiction yang bukan hanya memberatkan fiksi tapi juga keakuratan science. Megah dan emosional. (review)

13. GUARDIANS OF THE GALAXY
Marvel menawarkan apa yang disebut sebagai crowd pleaser. Apakah naskah yang elok selalu harus gelap, serius dan penuh plot rumit? Tidak juga. James Gunn menandakan bahwa cukup dengan obrolan lucu nan cerdas serta huruf yang kuat, hal itu bisa terwujud meski ceritanya sederhana. (review)

12. COHERENCE
Penuh misteri dan ketegangan yang terus terjaga dari awal hingga akhir. Science-fiction "kecil" ini tidak perlu CGI mahal untuk menjadi menarik. Berikan saja konsep menarik yang berhasil dihukum dengan baik pula. Layak untuk ditonton berulang kali. (review)

11. AUGUST: OSAGE COUNTY
Adaptasi naskah teater yang mempertahankan esensi pertujukkan diatas panggung. Berfokus pada huruf yang besar lengan berkuasa dan obrolan cerdas dengan tukar barang cepat yang dinamis. Memuaskan disaat hampir semua jenis emosi dasar insan bisa saya rasakan dalam satu film. (review)

10. NIGHTCRAWLER
Disaat malam yang gelap tiba, sisi gelap insan yang haus akan kesuksesan pun mulai bermunculan. Begitu bersahabat dengan realita dikala ini bahkan di Indonesia sekalipun dikala para pencari gosip tidak lagi mengindahkan kemanusiaan dan perasaan. (review)

9. JALANAN
Kaum pinggiran menyerupai sebutannya itu seringkali terpinggirkan di tengah hingar bingar ibukota. Tapi ironisnya mereka yang dianggap kecil dan tak berpendidikan ini justru lebih mengerti esensi kehidupan, kebahagiaan dan menjadi manusia. Semua itu ditangkap dengan tepat oleh dokumenter ini. (review)

8. SELAMAT PAGI, MALAM
Terbukanya topeng insan di malam hari tidak selalu berujung kebrutalan dan kejahatan. Disaat segala kepenatan dan kepalsuan siang hari karam di Jakarta, hadirlah wajah konkret warga ibukota yang lebih jujur, pilu, melankolis, namun juga optimistis, membuat keindahan yang berpadu dengan gemerlap lampu malam hari. (review)

7. IDA
Pawel Pawlikowski mengemas kesendirian dan kesedihan lewat visual hitam putih, tempo lambat dan sinematografi unik dengan menempatkan tokoh-tokohnya di sudut frame. Kesepiannya selalu melambai-lambai pada saya untuk terus ingin kembali melihat perjalanan sang suster mencari arti kepercayaan. (review)

6. GONE GIRL
Selalu berhasil memutar balikkan fakta dan persepsi lewat twist berlapis yang tidak pernah bertubrukan. Ketegangan hadir bukan oleh pembunuh berkeliaran atau kejar-kejaran tapi dikala kita berada dalam kondisi tidak tahu. Bukankah rasa takut itu yaitu bentuk kekhawatiran dari sesuatu yang tidak kita tahu? (review)

5. THE LITTLE HOUSE
Sebenarnya tidak banyak yang coba dituturkan film ini, hanya satu tapi amat bermakna yaitu "Apa esensi dari hidup?". Sederhana dan sudah banyak dieksplorasi dalam aneka macam film tapi ini begitu menyentuh. The little red house tidak akan terlupakan dari benak saya, layaknya memori masa lalu. (review)

4. BOYHOOD
Dengan proses syuting yang mencapai 12 tahun hampir mustahil bagi film karya Richard Linklater ini untuk menemui kegagalan. Lihatlah begitu indahnya rentang perkembangan insan yang diisi banyak momen penuh pembelajaran hidup dan korelasi yang terus berkembang. (review)

3. NYMPHOMANIAC
Kedua volume-nya tidak bisa dipisahkan alasannya yaitu itu saya menentukan untuk memandangnya sebagai satu kesatuan proses seorang sex addict. Saya selalu suka sebuah sajian yang mengeksplorasi seksual dan Lars Von Trier bagaikana mengadaptasi jurnal psikoanalisis lewat film ini. (review)

2. DIE BEFORE BLOSSOM (LAYU SEBELUM BERKEMBANG)
Disaat istilah "pendidikan agama sejak dini" diartikan begitu saja dan dimasukkan paksa kedalam sistem pendidikan tanpa memperhatikan bagaimana mengajarkannya, hilanglah kebahagiaan anak-anak. Apalagi disaat sistem pendidikan itu lebih mengutamakan nilai daripada mendidik. Dokumenter yang dibentuk sebagai katarsis kemarahan dan berhasil menularkan kemarahan itu. (review)

1. THE LOOK OF SILENCE (SENYAP)
Ini bukan film yang memuja PKI!!! Ini yaitu film yang menghargai kemanusiaan. Bagi saya penghentian paksa pemutaran film ini bukan bentuk melawan komunisme, tapi melawan kejujuran dan kemanusiaan. Kesenyapan yang ada menyiratkan rasa pilu dan horror humanisme. Film paling powerful sepanjang 2014 lalu. (review)

Untuk daftar film terfavorit lainnya bisa dilihat disini:
TOP 10 MOVIES OF 2013
TOP 20 MOVIES OF 2012
TOP 10 MOVIES OF 2011

Belum ada Komentar untuk "Top 20 Movies Of 2014"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel