Me Vs Mami (2016)
Menonton "Me vs Mami" tidak hingga sebulan pasca "Athirah" memberi pemahaman betapa Cut Mini yakni seorang versatile actress. Jika sebagai ibunda Jusuf Kalla tersebut ia sedikit bertutur verbal, mengandalkan ekspresi serta gerak badan secukupnya, maka tugas Mami Maudy dalam film terbaru sutradara Ody C. Harahap ("Skakmat", "Kapan Kawin?") ini menuntutnya berperilaku heboh ke sana kemari, berceloteh sepanjang durasi. Cut Mini tak ubahnya sumber energi, nyawa bagi "Me vs Mami", sehingga tatkala ia bolos dari layar meski tak hingga 10 menit, intensitas film pribadi menurun drastis.
Maudy dan puteri tunggalnya, Mira (Irish Bella) selalu bertengkar. Bagi Maudy yang berprofesi sebagai chef sebuah program masak televisi Mira yakni anak badung yang sulit diatur. Sebaliknya, Mira sering terganggu oleh "kegemaran" maminya memberi perintah. Hubungan keduanya memang mulai renggang semenjak perceraian Maudy dengan sang suami yang sekarang telah meninggal, di mana Mira yakin perpisahan itu dipicu kesibukan berlebihan sang mami. Suatu hari mereka terpaksa melaksanakan perjalanan bersama ketika nenek buyut Mira yang tengah sekarat di Padang meminta bertemu dengannya.
"Me vs Mami" jadi road movie kedua dalam dua ahad terakhir yang menitikberatkan pada hubungan ibu dan anak sesudah "Wonderful Life". Bedanya, film satu ini lebih berfokus mengocok perut penonton ketimbang menjalin sisi dramatik emosional. Naskah garapan Vera Varidia (Surat Cinta untuk Kartini) banyak melontarkan konflik sepanjang perjalanan protagonisnya, yang lebih banyak didominasi ditujukan demi menghadirkan tawa. Berkonsentrasi pada kekonyolan situasi (menabrak kerbau, melawan jambret, "menolong" orang bunuh diri), balutan humornya tidaklah terpelajar pula kreatif yang bila tidak ditangani dengan tepat sanggup berujung kekonyolan bodoh.
Untungnya Ody C. Harahap tidak overkill mengemas komedi. Walau berisi situasi absurd, penonton tetap akan merasa menyaksikan kelucuan sehari-hari dunia nyata, tentunya dengan dramatisasi secukupnya. Sebagaimana "Kapan Kawin?", Ody mengandalkan bakat komedik cast-nya. Karakterisasi Mami Maudy yakni apa yang kita semua bayangkan dimiliki "mami-mami modern", yakni cerewet, rempong, banyak tingkah. Cut Mini memanfaatkan ciri-ciri tersebut, menyulap kalimat sederhana macam "tidak ada satupun manusia" jadi amunisi efektif pemancing tawa. Her comic timings are perfect too.
Tatkala komedinya mendekati sempurna, tidak demikian dengan porsi drama. Berisi pesan ihwal usaha seorang ibu, transisi komedi menuju momen emosional tidak berjalan mulus. Vera Varidia tolong-menolong telah berusaha menyelipkan pesan dengan mengaitkan antara proses memasak atau menentukan kerbau dengan kasih sayang ibu-anak, tapi hanya berakhir kolam hiasan di permukaan semata yang dipaksakan masuk di tengah gelaran komedi. Perpindahan yang berangasan mengakibatkan sulit untuk terikat oleh dramanya sesudah sekian usang menghabiskan waktu diberondong lawakan demi lelucon, apalagi kala Cut Mini bolos beberapa saat. Irish Bella natural mengekspresikan rasa haru, tapi belum cukup besar lengan berkuasa mengemban beban seorang diri. Terbukti kala Cut Mini kembali hadir, emosi saya pribadi teraduk-aduk, memuncak ketika Mami menggendong Mira. Senyum simpulnya mengiringi kalimat "kamu nggak salah, Mami yang salah" seketika mengingatkan begitu besar rasa cinta seorang ibu pada anaknya.
Hampir saja saya memberi empat bintang bagi film ini kalau bukan alasannya ending-nya. Sebuah ending buruk ditinjau dari segala sisi. Andai diniati sebagai twist, sesungguhnya tidaklah sulit ditebak. Cara mengakhirinya pun kasar, sangat mendadak hingga terkesan bahwa film belum berakhir. Tapi poin paling fatal yaitu ketika konklusinya meninggalkan begitu banyak lubang alur sekaligus pertanyaan-pertanyaan tak terjawab. Boleh saja final film memunculkan tanya, tapi jikalau menghadirkan pertanyaan yang seharusnya tidak lagi perlu dipertanyakan menyerupai motivasi karakter, artinya ending tersebut buruk. It ruined the drama, it ruined the journey, it ruined the whole movie. Ya, saya membisu terpaku begitu "Me vs Mami" berakhir. Terpaku mendapati salah satu calon film paling memuaskan tahun ini mendadak berujung mengecewakan dalam sekejap.
Belum ada Komentar untuk "Me Vs Mami (2016)"
Posting Komentar