Jogja Asian Film Bazar - Light Of Asia

Light of Asia merupakan sebuah aktivitas di JAFF 2014 yang menampilkan banyak sekali film pendek terpilih buatan sineas-sineas Asia. Saya menonton Light of Asia #2 yang menampilkan lima film, dengan tiga diantaranya berasal dari Indonesia. Salah satu dari tiga film pendek Indonesia yang diputar ialah Maryam buatan Sidi Saleh yang sukses memenangkan Best Short Film pada ajang Venice Film Festival tahun ini. Berikut ini ulasan pendek perihal kelima film yang berpotensi memunculkan cahaya gres dalam dunia perfilman Asia.

SOMEWHERE ONLY WE KNOW (Thailand)
Film buatan Wichanon Somumjarn ini berkisah perihal seorang perempuan muda yang bekerja sebagai akuntan berjulukan Bee dan satu hari dalam kesehariannya. Pada malam hari dikala sedang beristirahat di rumah, datanglah Art, mantan pacar Bee yang hendak mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal disana. Somewhere Only We Know tidak jauh beda dengan film-film drama arthouse dari Thailan yang lain. Amat realistis, berjalan dengan tempo sangat pelan, diisi banyak obrolan yang dihantarkan dengan "dingin" dan lambat oleh tiap karakternya. Agak melelahkan, tapi merupakan sebuah observasi elok perihal kehidupan karakternya. Satu kejutan di simpulan seolah memperlihatkan bahwa setiap orang niscaya punya diam-diam dalam hidupnya yang tidak diketahui orang-orang terdekatnya. (3/5)

CLEANING THE FISH (Indonesia)
Film pendek ini memperlihatkan citra perihal bagaimana membosankan dan beratnya kehidupan seorang ibu rumah tangga, suatu pekerjaan yang sering dianggap remeh bahkan kurang dihargai. Oleh Myrna Paramita Pohan kita diajak untuk melihat bagaimana sang abjad utama tidak ubahnya pembantu rumah tangga yang selalu bekerja keras, bahkan sering kali kurang menerima "penghargaan" dari sang suami. Sebuah observasi apa adanya, tapi bukanah untuk menampilkan rutinitas yang membosankan sebuah film tidak perlu menjadi membosankan juga? Cleaning the Fish pun gagal menciptakan saya bersimpati alasannya yang kental justru aura feminis berlebih, sesuatu yang diakui oleh sang sutradara bukan tujuan film ini. Pada risikonya Cleaning the Fish lebih cocok dikemas sebagai dokumenter saja. (2.5/5)

FAR OR NEAR (Iran)
Karya Mohammad Hamzehie ini menceritakan seorang istri dengan obsesif kompulsif yang mendapati sang suami memanggil nama perempuan lain dalam tidurnya. Hal itu mendorong sang istri untuk melaksanakan sebuah keputusan besar. Sebuah drama suami-istri yang sedikit mengingatkan pada A Separation khususnya alasannya setting yang digunakan. Karakter sang istri menarik berkat aspek obsesif kompulsif pada angka tiga, dan banyak keunikan yang muncul berkaitan dengan pengambilan keputusan. Konklusinya pun memuaskan, dan memperlihatkan perihal takdir yang selalu hadir lewat cara yang asing dan tak terduga. (3.5/5)

MARYAM (Indonesia)
Maryam ialah perempuan beragama Islam yang bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Kristen. Pada sebuah malam Natal ia harus sendirian menjaga adik majikannya yang mempunya gangguan mental. Dari situlah awal persinggungan Maryam dengan situasi yang teramat asing bagi ia dan kepercayaan yang ia anut. Film buatan Sidi Saleh ini memperlihatkan bagaimana kalau lebih banyak didominasi dan minoritas di negara ini dibalik. Bagaimana kalau Islam yang selama ini lebih banyak didominasi harus menjadi minoritas dalam sebuah kesempatan? Penuh dengan perenungan, karkter menarik, situasi asing yang menggelitik, Maryam adalah tontonan yang begitu menyenangkan. Hanya lewat 18 menit Sidi Saleh menghadirkan banyak ironi dan momen berisikan banyak sekali macam emosi dan konflik batin. Film terbaik pada Light of Asia ini dan begitu berpotensi menjadi film panjang yang menarik. (4/5)

GADIS BERKERUDUNG HITAM DAN MANUSIA SERIGALA (Indonesia)
Judul uniknya ternyata juga berlanjut dalam dongeng yang juga unik. Karya Orizon Astonia ini mengisahkan Norma, seorang dewasa putri yang dididik dengan budaya Islam ketat oleh sang ibu yang bercadar. Dia sering dihentikan keluar rumah, tapi itu tidak menghalanginya untuk melihat atau menikmati dunia luar. Sampai suatu hari terjadilah pertemuan antara Norma dengan seorang laki-laki asing berjulukan Adam. Satu lagi film pendek dengan tema keluarga berpadu religiusitas. Saya suka bagaimana beberapa karakternya mendobrak kesan perempuan berjilbab yang sangat suci. Saya suka interaksi Norma dan Adam, khususnya sebuah adegan long shot di ruang tamu yang amat menghibur dan memancing tawa. Tidak berakhir sebagai sajian yang dalam menyerupai apa yang terlihat diawal, tapi terperinci amat menghibur. (3.5/5)

Belum ada Komentar untuk "Jogja Asian Film Bazar - Light Of Asia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel