Dilwale (2015)

Bukan, film ini bukanlah sekuel dari "Dilwale Dulhania Le Jayenge" meski berjudul serupa dan sama-sama dibintangi "pasangan emas" perfilman Bollywood, Shah Rukh Khan dan Kajol. "Dilwale" yang disutradarai Rohit Shetty ini menandapi kerja sama kedelapan pasangan tersebut, sehabis terakhir kali bersama lima tahun kemudian dalam "My Name Is Khan". Meski kerja sama terbaru ini tidak akan menjadi klasik layaknya "Dilwale Dulhania Le Jayenge" maupun "Kuch Kuch Hota Hai" chemistry keduanya tetap menjadi salah satu kelebihan terbesar yang akan memuaskan seluruh penggemar. Bermodalkan nama besar pemain, adegan musikal meriah nan indah berisikan nomor-nomor catchy, romansa dramatis, ditambah over the top action sequence membuat film ini mengandung segala unsur yang penonton harapkan dimiliki oleh menu Bollywood blockbuster

Alurnya bertempat pada dua setting waktu dan lokasi. Pertama ialah setting masa sekarang di India, bertutur ihwal Raj (Shah Rukh Khan), seorang pemiliki bengkel kendaraan beroda empat yang ia kelola bersama adiknya, Veer (Varun Dhawan). Berbeda dengan sang abang yang dikenal santun pula baik hati, Veer kerap bertindak sesukanya dan tak jarang menjadikan masalah. Pada awalnya, porsi penceritaan untuk alur masa sekarang lebih banyak diberikan pada Veer, termasuk relasi cintanya bersama Ishita (Kriti Sanon) dan perselisihan dengan kelompok gangster milik King (Boman Irani). Namun kedua konflik ini akibatnya mulai mengungkap belakang layar milik Raj. Sebuah belakang layar yang membawa kita mundur ke masa 15 tahun kemudian di Bulgaria. Kala itu Raj dikenal dengan nama Kaali, putera seorang Don kenamaan yang jatuh cinta dengan Meera (Kajol) sehabis terjadinya suatu kecelakaan. 
Pertama pribadi saya saya tekankan jikalau anda mencari tontonan dengan dongeng cerdas penuh kompleksitas, "Dilwale" bukanlah film untuk anda. Ketika durasi 154 menit masih terasa overstuffed, bisa dipastikan kualitas penulisan naskahnya kacau. Terlampau banyak subplot dimasukkan oleh Yunus Sajawal kedalam naskah karyanya. Ada dua kisah cinta, perselisihan antar-keluarga gangster pula konflik dengan King, hingga sisipan dongeng huruf Sidhu (Varun Sharma) yang sama sekali tidak penting. Beberapa adegan tanpa esensi berarti pun turut dimasukkan hanya sekedar untuk menyuplai sebanyak mungkin momen komedik. Bahkan seorang tokoh super annoying bernama Money (Johnny Lever) diperkenalkan demi menambah huruf komikal, yang mana tak perlu mengingat huruf bertipe itu sudah banyak dimiliki film ini. Kekacauan naskah semakin kasatmata menjelang akhir, ketika Yunus Sajawal berusaha mengakhiri banyaknya konflik secepat mungkin, menjadikannya bertumpuk asal masuk.

Tapi perlu diingat bahwa "Dilwale" dibentuk murni sebagai hiburan, and for that purpose only, this movie still damn entertaining. Meski tak jarang terasa luar biasa bodoh, beberapa unsur bisa menghadirkan kesenangan tingkat tinggi. Bicara kebodohan menyenangkan, sentuhan komedinya mampu menjadi itu. Setiap momentum (kecuali yang berpusat pada Money) menciptakan saya tertawa lepas, bahkan adegan tidak penting kala Veer dan Sidhu dibohongi oleh Shakti (Mukesh Tiwari) dan Anwar (Pankaj Tripathi) mengenai masa kemudian Raj. Timing-nya sempurna, begitu pula cara para pemain drama menghantarkan itu. Memang ketika melontarkan joke, siapapun tokohnya akan mendadak berubah jadi orang tolol, yang mana tidak masuk akal. Tapi pedulikah saya? Tentu tidak. Selama saya terhibur (tujuan utama film ini) kebodohan ibarat apapun layak ditoleransi.
Kemudian hadirlah chemistry antara Shah Rukh Khan dan Kajol yang tak bisa dipungkiri merupakan aspek terbaik. Romansa mereka klise dan sappy, tapi bahkan sedari pertama keduanya saling (properly) bertegur sapa, saya sudah ikut dimabuk kepayang. Ketika Kaali dan Meera saling memandang atau bertukar kata sembari tersipu-sipu, yang hadir ialah rasa asmara nyata, bukan dibuat-buat, dan itu cukup menciptakan siapapun jatuh cinta kepada relasi yang terjalin. Begitu baiknya mereka, hingga obrolan cheesy atau adegan yang "seharusnya" cringe-worthy seperti kala Meera ketakutan melihat anjing untuk kemudian "dilindungi" oleh Kaali pun tetap menjadi tontonan enjoyable, bahkan manis. Pada akibatnya sewaktu muncul twist, hati saya pun seolah ikut hancur menyesali nasib percintaan tersebut. Untuk Khan sendiri, memuaskan ketika melihat huruf Kaali bagaikan sosok mythical yang bakal menciptakan semua orang ketakutan begitu mendengar namanya. Sang pemain drama legendaris layak menerima tugas ibarat ini, dan gampang baginya untuk menghidupkan tokoh tersebut.

Tidak lengkap rasanya ketika film bertemakan cinta berisikan "pasangan emas" Bollywood tanpa nomor musikal memikat. Disaat Veer dan Ishita diberikan lagu dance modern macam "Manma Emotion Jaage" yang dikemas lewat adegan "meriah", maka Shah Rukh Khan dan Kajol saling bermesraan ketika "Gerua" dan "Janam Janam" berkumandang. Sebuah nomor cinta "tradisional" namun teramat addictiveBukan kemeriahan yang terasa, melainkan momen intim jalinan asmara. Rohit Shetty pun tidak setengah-setengah mengemas reuni pasangan tersebut. Sinematografi garapan Dudley yang dipenuhi breathtaking landscape seolah menciptakan Kaali dan Meera tengah menyanyi, menari, memadu kasih di suatu daerah indah "outta this world". Yes, when they're in love, they're in heaven. Such a heavenly love indeed. Cobalah kesampingkan segala kekonyolan naskahnya, maka "Dilwale" akan berujung pada hiburan teramat menyenangkan sekaigus romantika elok nan hangat berkat chemistry "abadi" Shah Rukh Khan dan Kajol.


Ticket Powered by: ID Film Critics

Belum ada Komentar untuk "Dilwale (2015)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel