Bad Education (2004)
Hitchcockian never gets old. Ada alasan kenapa gaya pengemasan seorang Alfred Hitchcock dibuatkan nama tersendiri. Formula khas milik sang sutradara memang bisa memberi kekuatan lebih khususnya dalam hal pembangunan tensi -that's why he's the "master of suspense". Maka tidak heran jikalau hingga kini Hitchcockian kerap jadi pilihan bertutur tidak terkecuali untuk pemilik nama sebesar Pedro Almodovar. Pasca kesuksesan All About My Mother dan Talk to Her, Almodovar memutuskan kembali ke gaya bertutur serta tema lebih kelam melalui Bad Education. Lewat film ini pula, Almodovar menyelipkan unsur Hitchcockian di antara kompleksitas alur yang cukup membuatnya menjadi salah satu karya paling ambisius dari Almodovar.
Mengambil setting tahun 1980 di Madrid, dikisahkan seorang sutradara film muda berjulukan Enrique Goded (Fele Martinez) tengah mengalami kebuntuan wangsit untuk proyek terbarunya, hingga ia menerima kunjungan dari Ignacio Rodriguez (Gael Garcia Bernal), mitra usang sekaligus cinta pertama Enrique semasa sekolah dulu. Ignacio yang kini merupakan seorang bintang film coba memperlihatkan naskah buatannya kepada Enrique. Naskah berjudul The Visit itu menggabungkan unsur fiksi mengenai transseksual berjulukan Zahara dan kisah masa kemudian Enrique dan Ignacio. Memori masa kemudian sontak kembali mengisi perasaan Enrique, membuatnya bersedia untuk memproduksi naskah tersebut tanpa mengetahui keberadaan suatu diam-diam kelam.
Alasan mengapa Bad Education terasa ambisius yaitu perjuangan Almodovar memasukkan banyak sekali "rasa" dongeng sebagai satu rangkaian alur kompleks. Awalnya penonton disuguhi drama LGBT wacana cinta pertama berhiaskan paparan warta sosial mengenai pemerkosaan kepada anak oleh para pendeta. Mencapai paruh kedua, alur mulai dirasuki jiwa Hitchcockian tatkala menyoroti misteri maut salah seorang tokoh. Membagi film ke dalam dua rasa berbeda sebetulnya biasa dilakukan Hitchcock, semisal komedi romantis menjadi creature horror di The Bird. Almodovar sejatinya tidak se-ekstrim itu, sebab paruh pertama dan kedua masih punya tone selaras.
Kompleksitas terletak pada kuantitas dongeng milik naskahnya beserta lompatan alur. Bad Education membicarakan korelasi Enrique dan Ignacio baik di masa kemudian ataupun masa kini, perjuangan Zahara memeras Father Manolo (Daniel Gimenez Cacho), misteri pembunuhan, hingga kehidupan Ignacio pasca tumbuh dewasa. Secara total, filmnya dua kali melompat ke flashback, bahkan sempat masuk menuju kisah Zahara yang tak lain merupakan alur dalam naskah The Visit (metafiction). Hadirnya beberapa flashback serta sentuhan metafiksi mencipta kerumitan, tapi berkat kepiawaian bertutur Almodovar justru memberi lebih banyak warna menarik sepanjang perjalanan alurnya alih-alih terasa membingungkan.
Namun semoga bagaimanapun, Bad Education tetap saja terlampau penuh. Ambisi Almodovar memberi banyak layer pada alur menutupi kekuatan dramanya. Meski berhasil mengaduk-aduk emosi lewat paparan pemerkosaan para pendeta, tidak dengan eksplorasi korelasi Enrique dan Ignacio yang berjalan datar, karam oleh gimmick penceritaan Almodovar. Tentunya hal ini patut disayangkan melihat committed performance dari Gael Garcia Bernal lewat kiprahnya sebagai seorang bintang film yang melakoni akting ganda -as a real life person and a movie character.
Sebagai sajian misteri, Bad Education mempunyai satu twist efektif pemberi kejutan, namun sayangnya hadir terlampau cepat. Karena begitu twist tersebut diungkap, mudah tak banyak pertanyaan tersisa. Fokus kemudian berpindah pada perjuangan menjawab banyak sekali detail fakta yang sudah tercium jawabannya sejak twist terungkap. Di sinilah kegagalan terbesar Almodovar dalam menciptakan suatu Hitchcockian, yakni menjaga intensitas serta minat penonton hingga scene penutup. But overall, Bad Education is an interesting metafiction with neo-noir aspects and such a unique takes on controversial themes such as sexual abuse by Catholic priests or LGBT, even though it's not as emotional and intense as it's supposed to.
Belum ada Komentar untuk "Bad Education (2004)"
Posting Komentar