American Horror Story: Hotel (Episode 8 - 10)
Berikut yaitu review untuk "American Horror Story: Hotel" episode 8-10. Untuk review episode-episode sebelumnya sanggup dilihat disini:
Episode 1-3Episode 4-7
Ini bukan saja episode pertama semenjak break, tapi juga selepas salah satu episode terbaik isu terkini ini. Kaprikornus terdapat beban berat yang ditanggung olehnya. Untuk itulah, Ryan Murphy yang turun tangan menulis naskah sedari awal eksklusif memberi jawaban atas salah satu misteri terbesar, yakni identitas The Ten Commandments Killer. Tapi untuk sebagian penonton, identitas sang pembunuh sudah bisa ditebak semenjak lama. Kaprikornus ketika Murphy memfokuskan satu episode untuk memberi jawaban sambil mengeksplorasi motif sang pembunuh lewat flashback, daya tarik gagal muncul. Ditambah lagi Murphy menyuntikkan segala ke-cheesy-an yang menjadi ciri (negatif) miliknya untuk mengeksplorasi kekacauan psikis seorang tokoh. Tentu tidak berhasil. Full of cheesy dialogue, self-loathing, and shallow exploration of madness, this episode is such a borefest. Makin memperburuk keadaan dikala Murphy berusaha keras mengaitkan tiap benang merah -yang kusut- dalam pemaparan identitas sang pembunuh. Saking kacaunya sampai terkesan jawaban misteri gres dibentuk belakangan, bukan rencana semenjak awal. Episode terburuk "Hotel" sejauh ini. (2/5)
If you're a long fans of this series, than you already know when it's getting closer to the finale, everything will start to be such a mess. Story arc bertumpuk bakal secepat mungkin dituntaskan, menciptakan alur menjadi terburu-buru, kacau, bertumpuk. Episode yang giliran menampilkan Brad Falchuk selaku penulis naskah ini menawarkan tanda-tanda serupa. Awalnya menyerupai akan berfokus pada Countess, tak butuh waktu usang untuk berpindah menuju abjad lain beserta flashback mereka. Saling bertumpukan tanpa meninggalkan kesan, tapi sutradara Michael Uppendahl mampu mengemasnya dengan rapih sampai kekacauan lebih jauh pun terhindarkan. Falchuk clearly did a better job than Murphy, yang ditunjukkan oleh cerita masa kemudian Ramona. Kita dibawa melihat bahwa dibalik sosoknya yang berambisi balas dendam itu ada masa kemudian tragis dan kehangatan seorang anak dengan orang tuanya. Overall masih kacau, tapi setidaknya kekacauan ini cukup menyenangkan. Tentu ketika Lady Gaga menerima porsi lebih (seperti biasa) akan ada seks "panas" dan adegan telanjang (those stars on her breast though). (3/5)
10 - SHE GETS REVENGE
Melalui episode terakhir sebelum mid-break ini "Hotel" mengambarkan bahwa fokus lebih pada Liz selalu berujung tontonan memuaskan. Liz tidak ingin lagi melanjutkan hidup tanpa Tristan, dan menentukan untuk bunuh diri sebelum dicegah oleh Iris. Karena, kalau masih ada urusan yang belum selesai, arwah Liz akan selamanya gentayangan di Hotel Cortez. Untuk itu ia mengambil keberanian bertemu kembali dengan sang putera yang tak pernah ditemuinya selama 31 tahun. Saat risikonya reuni terjadi, kehangatan yang terasa, apalagi berkat respon emosi dari Denis O'Hare. Reuni juga terjadi antara John dan Alex, dimana mereka harus menuntaskan kekacauan jawaban pembunuhan berantai yang dilakukan vampir anak-anak. Melegakan mendapati John bukan lagi tokoh clueless dengan kegilaan tak menarik. Tapi disaat arc-nya harus bersanding bersama cerita Liz, pesonanya pudar. "She Gets Revenge" tidak aib terlihat "konyol" asalkan menghibur, menyerupai suatu joke tentang video norak buatan Iris serta jumlah followers Instagram-nya. And the ending is amazingly hilarious yet cool at the same time. Saya tidak bisa menahan diri untuk tertawa sambil bertepuk tangan. It's one of the coolest moment in the history of "American Horror Story" that also leaves the audience with a nice touch of cliffhanger. (4/5)
Belum ada Komentar untuk "American Horror Story: Hotel (Episode 8 - 10)"
Posting Komentar