45 Years (2015)

Belum tentu, bahkan jarang seseorang menikahi cinta/pacar pertamanya. Maka siapapun harus mendapatkan fakta bahwa ada orang lain memadu kasih dengan pasangan hidupnya, jauh sebelum mereka bersama. Tapi supaya bagaimanapun, kembalinya mantan kekasih tetap akan menjadikan problema dalam rumah tangga. Bahkan walaupun ia tidak kembali secara langsung, menyerupai yang dialami sepasang suami-istri, Geoff (Tom Courtenay) dan Kate (Charlotte Rampling). Keduanya hanya tinggal berjarak satu ahad dari pesta perayaan 45 tahun ijab kabul mereka. Semestinya hari-hari akan diisi kesibukan persiapan, menyerupai mencari baju, menentukan daftar lagu untuk pesta, atau menyiapkan romantic speech bagi pasangan. 

Namun disaat Geoff mendapat isu bahwa mayat Katya, mantan kekasihnya yang tewas 50 tahun kemudian di pegunungan Alpine telah ditemukan dalam kondisi utuh, justru pertanyaan mengenai cinta keduanya lah yang hadir. Tidak hanya Kate dan Geoff, penonton pun dibawa ikut mempertanyakan perasaan mereka. Presentasi dari Andrew Haigh selaku sutradara tidak dipenuhi ledakan emosi, melainkan observasi menyeluruh berdasar interaksi karakter. Pada awalnya Kate mencoba menerima, dengan anggapan mantan kekasih yang telah mati tidak akan bisa mencederai ijab kabul yang telah berlangsung hampir setengah abad. Tapi seiring berjalannya waktu, keberadaan Geoff semakin memudar. Tubuhnya hadir, tapi hatinya terang bukan disana. Saat itulah keraguan dalam diri Kate (juga saya) bertambah kuat.
Adaptasi dari kisah pendek berjudul "In Another Country" karya David Constantine ini dipaparkan penuh kesubtilan. Andrew Haigh piawai merangkum sekumpulan adegan sederhana yang tidak gamblang menuturkan pesan, tapi cukup berpengaruh menciptakan penonton memahami perasaan karakter. Semisal bed talk saat Geoff bercerita ihwal masa lalunya dengan Katya pada Kate. Haigh secara bergantian menangkap lisan keduanya dari dekat. Kita melihat Geoff bercerita sambil menerawang, tampak begitu meresapi tiap memorinya akan si mantan kekasih. Sedangkan Kate hanya membisu menatap suaminya. Tapi itu bukan membisu sebagai bentuk atensi, melainkan penuh pertanyaan sekaligus kegundahan hati. Hanya memalui satu adegan itu saja, kita mendapat petunjuk mengenai perasaan keduanya.

Demi mewujudkan itu diharapkan akting berpengaruh khususnya dari Charlotte Rampling, alasannya ialah tokoh Kate berfungsi menjembatani penonton dengan sisi emosional narasi. Serupa dengan cara alurnya berjalan, akting Charlotte Ramping pun menyiratkan tanya serta kekuatan emosi tanpa membuthkan letupan besar. Kisa sanggup terang melihat bagaimana Rampling menekan segala kegundahan yang dirasakan oleh Kate. Dia bagaikan gunung berapi yang menahan erupsi secara paksa, sehingga saya sebagai penonton hingga merasa tercekik menyaksikan emosi berkecamuk yang ditekan tersebut. Membuat penonton memahami perasaan huruf melalui akting subtil jauh lebih sulit daripada lewat penyampaian eksplosif, so yes, Charlotte Rampling clearly deserves her first Oscar nomination.
"45 Years" dengan alur lambat dan ketiadaan dramatisasi berlebih terang membuatnya bukan merupakan tontonan semua orang. Terlebih filmnya termasuk lambat panas. Opening berisi Geoff dan Kate mendapatkan isu inovasi mayat Katya memang engaging, tapi sehabis itu intensitasnya sempat turun, dan gres kembali mencengkeram tatkala Kate mulai mempelajari beberapa fakta mengejutkan. Film ini memang dipenuhi kejutan dan bisa memperlihatkan tamparan terhadap ekspektasi anda, yang mana sejalan dengan kondisi dua protagonis. Kate dan Geoff memang telah menikah selama 45 tahun, tapi kenyataannya masih banyak yang belum mereka ketahui ihwal si pasangan. Bahkan itu termasuk perasaan mereka terhdap satu sama lain. 

Film ini bukan ihwal keberpihakan kita pada situasi yang dialami Kate atau Geoff, melainkan sebatas cermin realis akan konflik suatu hubungan, dan bagaimana seseorang bersikap menghadapinya. Setiap respon serta perbuatan karakternya masuk akal, sebagaimana pada umumnya seseorang bersikap (khususnya wanita) dikala menghadapi konflik dalam hubungan. "45 Years" penting ditonton oleh pasangan yang hendak/telah memasuki fase kekerabatan "lebih serius". Dari sini anda akan berguru mengenai "quality over quantity" dalam hubungan. Ukuran berapa usang suatu ijab kabul tidak jadi soal, yang tepenting bagaimana suatu pasangan saling terbuka demi menghadapi konflik, khususnya "the ghost of girlfriends past".

Belum ada Komentar untuk "45 Years (2015)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel